Lihat ke Halaman Asli

Kalah dan Menang

Diperbarui: 25 Juni 2015   00:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kalah dan Menang

Sutan Takdir Alisjahbana

Tidak, bagiku tidak ada kalah dan menang!
Sebab sudah kuputuskan, bahwa kemenangan sudah pasti untukku saja.
Kalah tinggal pada mereka yang lain:
Yang mengeluh bila terjatuh,
Yang menangis bila teriris,
Yang berputar-putar dalam belantara.

Di padang lantang yang kutempuh ini,
aku tak mungkin dikalahkan:
Sebab di sini jatuh sama artinya dengan bertambah kukuh berdiri.
Tiap-tiap yang dipukulkan berbalik lipat ganda kepada si pemukul.
Malahan algojo sekalipun yang akan menceraikan kepala badanku,
akan terpancung sendiri seumur hidupnya:
Melihat mataku tenang menutup dan bibirku berbunga senyum

4 Mei 1944


***

Defeat and Victory

No, there is neither defeat nor victory for me!
Because I have already decided that victory will always be with me.
Defeat remains for the others:
With those who moan when they fall,
With those who cry when they are torn,
With those who walk in circles in the jungle.

In the wide open space where I tread,
It is impossible for me to be defeat:
Because here to fall means to rise stronger than before.
Each blow return threefold to the attacker.
Even the executioner who severes my head from my body will
feel decapitated all his life:
Having witnessed my eyes close calmly, my lip blossom in smile.

May 4, 1944

***

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline