Lihat ke Halaman Asli

Mencicil SMS Sebelum Idul Fitri Tiba

Diperbarui: 26 Juni 2015   13:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sejak Jum'at lalu (3/9/2010), saya mulai kirim short message service (SMS) ucapan Idul Fitri ke beberapa kolega. Sengaja saya mencicilnya sebelum Idul Fitri 1431 H tiba. SMS dimaksud berbunyi, "Sebelum beberapa hari mendatang sms bertubi-tubi masuk ke hp Bapak/Ibu/Sdr, kami sekeluarga mengucapkan: Selamat Idul Fitri 1431 H. Maaf lahir dan bathin => dwiki and fam."

Untaian kalimat sms di atas sebenarnya mau saya tambah kalimat setelah kata Bapak/Ibu/Sdr, "dan sebelum bandwith operator seluler lelet dst." Namun demi menghemat biaya agar tidak dihitung dua sms, maka terpaksa kalimat itu saya kesampingkan.

Pertimbangan saya mencicil sms tersebut sederhana saja. Pertama, untuk menghindari sms yang saya kirim masuk ke hp kolega selanjutnya dihapus begitu saja lantaran inbox hp kolega itu sudah tidak sanggup menampung sms yang datang bertubi-tubi. Apalagi jika hp si kolega itu hp jadul (seperti milik saya) yang hanya bisa menampung puluhan sms saja. Hehehe.

Kedua, biar saya tidak kesal dengan operator seluler saat puncak pengiriman sms, yakni beberapa saat setelah shalat Idul Fitri. Di mana, biasanya kiriman sms ke luar mengalami gangguan alias lelet. Pembaca pernah mengalami hal demikian, bukan?

Ketiga, agar hati saya tenang saat sedang silaturahmi maaf-memaafkan pada saudara, kerabat dan handai taulan. Rasanya gimana gitu, masak kita sedang bincang-bincang dengan saudara, kerabat dan handai taulan di kampung yang hanya ketemu satu tahun sekali saja, jari-jemari kita masih sibuk kirim-kirim sms (Untuk tidak menyindir pembaca yang pada saat sama asyik Facebook-an atau Ngompasiana --baca-baca, komen atau posting di Kompasiana via hp). Hehehe.

Akhir kata, lewat tulisan ini tidak lupa saya mencicil mengucapkan: Selamat Idul Fitri 1431 H bagi rekan-rekan Kompasianer yang merayakan. Mohon maaf bila selama ini banyak kata yang kurang berkenan di hati.

Kita melakukan kesalahan lantaran kita terburu-buru, kita belajar dari kesalahan lantaran kita bijak.

*****

.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline