Lihat ke Halaman Asli

Jalan Raya sebagai “The Killing Fields” Kalangan Muda

Diperbarui: 26 Juni 2015   19:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

//lakalantaskebumen.wordpress.com)

[caption id="attachment_2987" align="alignleft" width="300" caption="The Killing Fields (http://lakalantaskebumen.wordpress.com"][/caption]

TIDAK bisa dipungkiri, jalan raya yang kita lalui sehari-hari, tak ubahnya bagaikan "ladang pembunuhan" (the killing fields) bagi kalangan muda usia. Sayangnya, hanya sedikit orang menyadari kenyataan tersebut. Bagian lain yang jauh lebih besar, menganggap itu semacam fakta "isapan jempol" belaka.

Sekarang, coba simak ini (selengkapnya Klik Sini). "Sejak Januari hingga September 2009, sekitar 54,50 persen dari total korban kecelakaan (di Jawa Timur) didominasi usia produktif. Di posisi kedua ditempati para korban usia antara 10 tahun hingga 19 tahun mencapai 18,89 persen," kata Kepala PT Jasa Raharja (Persero) Cabang Jatim Sutadji, dalam Dialog Publik "Perlindungan Dasar bagi Pengguna Moda Transportasi dan Pengguna Jalan Lainnya", di Universitas Airlangga Surabaya (12 Oktober 2009). Data yang dikemukakan itu hanya satu kasus di Jawa Timur, namun niscaya di lain daerah di Indonesia, tidak jauh berbeda.

[caption id="attachment_2984" align="alignleft" width="229" caption="WHO Report: Youth and Road Safety (http://www.who.int)"]

//www.who.int)

[/caption]

Untuk memperkuat argumen di atas, laporan WHO yang bermarkas di Jenewa Swiss pada 2007 lalu juga menyebutkan, kecelakaan lalu lintas adalah penyebab utama kematian di kalangan anak muda antara usia 10 - 24 tahun. Laporan bertajuk "Youth and Road Safety" (Klik Sini) juga mengungkapkan bahwa hampir 400.000 anak muda di bawah usia 25 tahun yang tewas dalam kecelakaan lalu lintas setiap tahunnya. Jutaan lainnya terluka atau cacat.

Road traffic crashes are the leading cause of death among young people between 10 and 24 years, according to a new report published by WHO. The report, Youth and Road Safety, says that nearly 400. 000 young people under the age of 25 are killed in road traffic crashes every year. Millions more are injured or disabled.

Disamping laporan yang telah dirilis, data statistik Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization) atau WHO menyebutkan bahwa kecelakaan lalu lintas pada 1998 menduduki peringkat ke-9 sebagai penyebab kematian dibawah atau setara dengan penyakit malaria. Dan diperkirakan pada 2020, kecelakaan lalu lintas akan menjadi penyebab kematian ke-3 tertinggi di dunia di bawah penyakit jantung koroner dan depresi berat.

Tragisnya, ribuan jiwa yang terenggut dari kalangan muda akibat kecelakaan lalu lintas di atas terjadi di negara-negara berkembang dan miskin dunia. Menurut Presiden Asia Injury Prevention (AIP) Foundation, Greig Craft, dalam buku saku Driving Skills for Life (DSFL) yang diterbitkan oleh PT Ford Motor Indonesia, jumlah korban meninggal akibat kecelakaan lalu lintas di dunia semakin meningkat dari tahun ke tahun dibandingkan dengan kematian karena sebab lain. Greig mengutip data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang memprediksi pada rentang tahun 2000 hingga 2015 sedikitnya 20 juta jiwa meninggal akibat kecelakaan lalu lintas, lebih dari 1 miliar orang luka-luka, cacat atau kehilangan tanggungan hidupnya karena menjadi korban kecelakaan yang sebagian besar terjadi di negara-negara berkembang.

[caption id="attachment_2985" align="aligncenter" width="400" caption="Geographical Variation In Road Traffic Rates Under 25 Years (http://www.who.int)"]

//www.who.int)

[/caption]

"Di negara yang sedang berkembang pesat, khususnya di kawasan Asia dan Afrika, jumlah pemakai jalan meningkat sedemikian pesat, namun pada umumnya tanpa dibekali pelatihan mengemudi dengan baik, bahkan pemahaman dasar mengemudi serta sebab dan akibat dari kecelakaan lalu lintas pun tidak dimiliki. Dalam kurun waktu kurang dari 20 tahun, sebagian besar bangsa di Asia telah mentranformasi dirinya dan pemakai sepeda beralih ke sepeda motor kini ke mobil. Untuk itu maka pendidikan dan kesadaran publik menjadi sangat penting untuk memperbaiki tingkat keselamatan pengemudi," tandas Greig.

Laporan "Youth and Road Safety" WHO yang telah saya kutip di atas disertai pula rekomendasi berupa saran-saran dan langkah-langkah yang harus diambil untuk mengurangi jumlah korban jiwa atau luka dijalan raya. Saran-saran tersebut meliputi perubahan dalam tata kota, peningkatan aspek keamanan dalam kendaraan, pemberian hukuman yang berat bagi pelanggar kecepatan dan orang yang mengemudi dibawah pengaruh alkohol, serta lebih banyak pendidikan untuk pengemudi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline