Lihat ke Halaman Asli

Dwi Irmadhani

mahasiswa

G2S2 Program Kerja KKNT UNESA 4 Lamongan untuk Bantu Tangani Sampah di Desa Garung Kabupaten Lamongan

Diperbarui: 27 Desember 2022   20:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen Pribadi

Permasalahan sampah bukanlah masalah yang asing lagi bagi kita, baik itu di desa ataupun di perkotaan. Salah satunya adalah permasalahan sampah yang ada di Desa Garung, Kecamatan Sambeng, Kabupaten Lamongan.

Di mulai pada sekitar bulan September mahasiswa Kuliah Kerja Nyata-Tematik ( KKN-T ) Universitas Negeri Surabaya melakukan observasi terkait masalah apa saja yang ada di desa Garung salah satu masalah yang ada adalah masalah terkait sampah, sehingga mahasiswa KKN-T membuat program kerja yang diharapkan dapat menangani permasalahan sampah tersebut yaitu dengan membuat program kerja G2S2 atau Gerakan Garung Sadar Sampah.

Program kerja ini dibuat dan dilaksanakan dengan tujuan untuk dapat memberikan wawasan dan edukasi kepada masyarakat khususnya masyarakat desa Garung agar berhenti melakukan pembuangan sampah sembarangan baik itu dipinggiran jalan desa maupun di sungai.

Pada acara sosialisasi ini mahasiswa KKN-T 4 Lamongan juga mengundang pihak-pihak yang terkait seperti perwakilan Dinas Lingkungan Hidup ( DLH ) Lamongan yaitu Ketua Bidang Pengolahan Sampah dan B3 Lamongan yaitu Bapak M. Nur Khairil Huda, SE dan rombongan. Selain mengundang dari pihak pemerintah kabupaten mahasiswa KKN-T 4 Lamongan juga menundang dari pemerintah desa, perwakilan RT dan RW, dan mengundang ibu-ibu kader PKK Desa Garung.

Sosialisasi ini dilaksanakan pada hari Rabu, 19 Oktober 2022 dimulai pada pukul 09.00 WIB yang bertempat di balai Desa Garung. Konsep acara yang diusung oleh mahasiswa KKN-T adalah dengan melakukan talkshow yang di moderator oleh salah satu mahasiswa KKN-T yaitu saudara Rangga Fitra Ardiansyah yang berasal dari jurusan S1 Psikologi Unesa. Awalnya dari moderator akan memberikan sedikit pembahasan terkait sampah, kemudian akan diberikan dan dilanjutkan oleh narasumber dari pihak DLH Lamongan. Setelah selesai menyampaikan materi maka moderator akan melanjutkan dengan sesi tanya jawab dengan para peserta undangan.

img20221019095810-63aae5307bda026cd20a41f4.jpg

Dokumen PribadiDi dalam acara tersebut Bapak Arif Mustain selaku Kepala Desa Garung, menyampaikan bagaimana cara warga desa membuang sampah, "Biasanya warga desa itu membuang sampahnya ya ada yang dibakar langsung dan ada juga yang dibuang di sungai." Mendengar pernyataan tersebut, Bapak M. Nur Khairil Huda, SE langsung menegaskan jika, "Sampah itu jangan dibakar, terutama sampah anorganik itu dapat menyebabkan polusi udara dan polusi lingkungan. Sedangkan, untuk sampah berbahaya seperti aki, baterai itu kalau mau dibuang harus hati-hati. Kemudian kalau sampah organic itu biarkan saja tidak perlu dibakar, dibiarkan saja nanti juga akan terurai dengan sendirinya. Sedangkan untuk sampah-sampah plastic seperti botol minum, itu sebaiknya didaur ulang. Jika sampah plastic itu jika terlalu lama dibiarkan akan buruk bagi lingkungan, sampah plastic juga sulit terurai."

Dokumen Pribadi

Seberjalannya diskusi ada beberapa pertanyaan yang disampaikan oleh para peserta undangan, dan ada beberapa kendala yang disampaikan yaitu tidak adanya tranasportasi yang dapat digunakan untuk mengakut sampah dari desa Garung menuju Lamongan kota, dan jika harus menyewa kendaraan setiap hari maka ada kendala di dana karena meninjau jika jarak dari Desa Garung menuju Lamongan kota tidaklah dekat. Tetapi pada akhirnya menemukan solusi bersama yaitu dengan dicarikan lahan yang ada di desa untuk dapat dijadikan TPS sementara.

Sedangkan solusi lain yang dapat diberikan untuk penanganan sampah plastic, maka dari mahasiswa KKN-T 4 Lamongan memberikan solusi berupa tempat sampah khusus plastic dimana nanti setiap warga yang mempunyai sampah plastic akan membuang sampah tersebut ke dalam tempat sampah yang sudah disediakan dan jika nanti sudah penuh maka sampah plastic tersebut dapat dijual atau diolah oleh warga RT setempat yang nanti hasilnya akan dipergunakan tergantung oleh kebijakan warga RT tersebut. Untuk permulaan tempat sampah yang sudah disediakan oleh mahasiswa KKN-T ini diletakan di salah satu RT percontohan yang ada yaitu RT bapak Sapari.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline