Lihat ke Halaman Asli

Dwi Indrasti

Guru SD Swasta

Budaya Antre Untukku dan Untukmu

Diperbarui: 17 Juni 2024   22:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Menurut kamus bahasa Indonesia arti kata antre adalah berdiri berderet-deret memanjang menunggu untuk mendapat giliran (membeli karcis, mengambil ransum, membeli bensin, dan sebagainya.) Di beberapa ruang publik seperti bank, rumah sakit dan apotik sudah digunakan nomor antrean. Ada beberapa tempat seperti minimarket, pasar dan ATM (Anjungan Tunai Mandiri) yang mengantre berdasar kesadaran sendiri.  Sering kita jumpai di banyak tempat umum ada orang dewasa yang sudah tertib mengantre namun ada juga yang belum bisa tertib mengantre.

Jika kita berada dalam posisi yang diserobot antrean rasanya sangat kesal. Jika kita pernah melakukan menyerobot antrean akan timbul rasa penyesalan. Karena hikmah tertib mengantre adalah bagian dari kedisiplinan dan tenggang rasa. Dengan tertib mengantre menjadikan kita pribadi yang menghargai waktu dan juga menghargai orang lain.

Bagaimana dengan anak-anak kita? Apakah budaya antre sudah menjadi habit buah hati kita? Menjadi tugas kita orang tua yang memberikan contoh dan pengertian pentingnya tertib mengantre dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kehidupan sehari-hari banyak contoh sederhana yang bisa kita aplikasikan bersama anak-anak kita. Sebagai contoh ketika sedang membeli makanan, belanja di minimarket, membeli bahan bakar di pom bensin dan lain sebaginya.

Bagaimana jika kita dalam kondisi darurat sehingga harus menyerobot antrean?

Ada kalanya memang kita berada dalam kondisi darurat  semisal ada keluarga yang sakit, meninggal atau terkena bencana alam. Dalam kondisi seperti itu kita bisa meminta ijin untuk mendahului antrean dengan menjelaskan secara singkat alasan kita. Ketika sudah selesai kita ucapkan terima kasih kepada orang yang telah kita dahului antreannya.

Pembelajaran budaya antre di sekolah.

            Di sekolah sangat perlu diperkenalkan budaya antre agar menjadi sebuah kebiasaan bagi siswa kita. Di awali dari tingkat TK, SD, SMP, SMA maupun perguruan tinggi. Budaya antre dapat di contohkan ketika jajan di kantin, meminjam buku di perpustakaan, wudhu di mushola atau masjid, dan lain sebagainya. Tertib mengantre yang diajarkan disekolah diharapkan dapat diterapkan di kehidupan sehari-hari di luar sekolah.

            Pembiasaan budaya antre akan menumbuhkan rasa nyaman dalam kehidupan bermasyarakat. Sekaligus menjadi cerminan karakter kita. Mari bersama tertib mengantre untukku, untukmu, untuk masyarakat yang lebih terpuji.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline