Saat ini Covid 19 masih terus membayangi masyarakat Dunia salah satunya Negara beriklim tropis ini, yaitu Indonesia. Walau Vaksin sudah digalakan sedemikian rupa, kabar penyebaran Covid 19 masih terus dikabarkan keberadaannya di layar-layar media.
Meskipun beberapa persoalan ekonomi sudah membaik, seperti beberapa Perusahaan sudah boleh melakukan kegiatan Work From Office (WFO), Tetap saja hal tersebut masih membuat gusar masyarakat. Bagaimana tidak?! kekhawatiran terkena Putus Hubungan Kerja (PHK) karena pengurangan karyawan, penundaan upah karena keuangan perusahaan yang menurun, atau terpapar penyakit mendadak turut membayangi.
Tentu persoalan-persoalan yang tidak diinginkan itu harus disiapkan solusinya dengan siaga dan cermat. Terkhusus bagi para kepala keluarga yang jika terpapar keadaan yang tidak diinginkan, dampaknya ikut mengenai anggota keluarga lain, pada Istri dan anak.
Maka dari itu, selama masih diberi kesempatan menjadi manusia produktif, baiknya setiap orang melakukan upaya siap siaga seawal mungkin. Seperti melakukan Investasi, asuransi, atau upaya-upaya penghematan dana, guna meminimalisir hal-hal negatif di masa depan.
Cara-cara tersebut bukan hanya meminimalisir kejadian tidak terduga saja, tapi juga menjadi upaya perlindungan atau alternatif lain dalam menabung. Mengingat makhluk hidup memiliki kehidupan yang tidak terduga (naik-turun) dan jika kelak ada pengeluaran besar secara mendadak, persiapan sudah tersedia sejak awal.
Mengutip data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), pada kuartal I 2021 jumlah polis asuransi jiwa juga turut meningkat sebesar 1,8% atau sebanyak 17,78 juta year on year (yoy). Sedangkan, polis perorangan tumbuh 2,7 % yoy menjadi 17,24 juta.
Dikabarkan sejak pandemi melanda masyarakat mulai sedikit membuka mata bahwa betapa perlunya melakukan kesiapsiagaan dalam menghadapi hal-hal tidak terduga dimasa depan, mulai sadar betapa pentingnya peran dari menyisihkan pengeluaran untuk asuransi di hari kemudian. Walau begitu, tetap saja hal ini masih perlu menjadi perhatian khusus, karena hal tersebut masih masuk kategori rendah.
Dilansir dari CNN, Corporate Communications Allianz Indonesia Loecia Nhadilah Sannie menyebut literasi produk asuransi saat ini hanya berada dikisaran 19 persen, jauh lebih rendah dari produk literasi keuangan lainnya yang memiliki tingkat literasi hingga 30 persen.
Secara umum asuransi sering dikenal sebagai dana kematian yang hanya dapat diberikan pada saat nasabah/pemegang polis meninggal dunia, sehingga dana iuran asuransi hanya diterima oleh pihak penerima manfaat.
Jadi, Upaya perlindungan seperti asuransi ini masih belum dikenal secara baik dan utuh di seluruh lapisan masyarat.