Lihat ke Halaman Asli

Antara Keinginan vs Kebutuhan

Diperbarui: 29 Maret 2018   10:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Giantbomb.doc

Diskonan adalah salah satu hal yang paling diburu oleh wanita. Apapun barang yang dijual, selama ada diskon sudah pasti menjadi incaran banyak wanita. Mulai dari kebutuhan pangan, pakaian, aksesoris, tas, sepatu, sampai barang-barang yang tidak terlalu penting untuk dibeli saat itu.

Para pemburu diskon ini rela menghabiskan waktunya seharian penuh untuk mengejar barang incarannya. Tak peduli meski gajian masih lama lagi, tak peduli pula meski dompet sudah kempes. Asal bisa belanja barang diskon yang penting happy.  

Entah sejak kapan budaya konsumtif seperti ini mulai menjangkiti para wanita muslimah, khususnya Indonesia. Bak virus menular, gaya hidup liberalis-hedonis begitu cepat menular. Dari ibu-ibu sosialita sampai emak-emak rumahan ikut terinfeksi. Mereka mengikuti gaya hidup orang-orang barat yang jelas bertentangan dengan adat ketimuran Indonesia.

Sistem kapitalis liberal adalah penyebab utama penyebaran gaya hidup hedonis ini. Kebebasan yang lahir dari sistem ini memperbolehkan semua manusia bergaya hidup sesukanya. Semua diberi kebebasan. Bahkan kebebasan tersebut dijamin oleh undang-undang. Ada kebebasan berpendapat, kebebasan beragama, kebebasan berekspresi (tingkah laku) dan kebebasan kepemilikan.

Sebagai wanita harus cerdas dalam mengatur keuangan. Jangan sampai uang belanja habis sebelum waktunya. Cerdas dalam membedakan antara keinginan dan kebutuhan adalah suatu keharusan. Jika barang yang hendak dibeli adalah barang-barang yang sudah dimiliki dan bukan termasuk kebutuhan pokok, lebih baik menahan diri untuk tidak membeli. Misalnya barang yang sedang diskon besar-besaran adalah sepatu. Padahal di rumah sepatunya masih layak pakai semua, maka sebaiknya tidak membelinya.

Jika memang betul-betul ingin membeli barang incarannya, hitunglah dulu budgetnya. Mencukupi atau tidak untuk membeli kebutuhan pokok lainnya. Jika tidak, tahan dulu hingga dana mencukupi. Lagi pula hal itu merupakan pemborosan. Dalam Islam berlaku boros jelas dilarang. Sebagaimana firman Allah yang artinya:

"Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan." ( Q.S. Al Isra')

Ditengah kondisi negara saat ini, dimana semua kebutuhan pokok mengalami kenaikan maka sebagai muslimah harus bijak dalam membelanjakan uangnya. Suka belanja barang-barang diluar kebutuhan merupakan sikap berlebih-lebihan. Padahal Allah swt tidak menyukai perilaku berlebihan (melampaui batas).




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline