Lihat ke Halaman Asli

Monster Itu Bernama Sarkoma Kaposi

Diperbarui: 11 Februari 2018   06:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Miris! negeri yang mayoritas penduduknya muslim dan menjunjung tinggi norma-norma adat ketimuran, kini diterpa badai bencana. Bukan hanya bencana alam loh ya, itu siih sudah pasti...sebagai efek dari perilaku asusila yang tumbuh subur di negeri tercinta ini. Belum hilang kecewa karena beberapa fraksi DPR yang mendukung LGBT disusul kemudian viralnya video seorang Ibu yang membuat video asusila dengan anak kandungnya, dikejutkan lagi dengan munculnya monster dari pelaku LGBT.

Menurut dokter spesialis kulit dan kelamin , Dewi Inong Irana monster ini sudah masuk ke Indonesia tercinta. Yang lebih menakutkan lagi, 'monster' ini dulunya hanya akan memakan penderita HIV, karena tingkat imunitas yang rendah dan perilaku yang tidak sehat. Namun, sekarang 'monster' ini bermutasi dan bisa menginfeksi manusia tanpa infeksi HIV, yaitu pelaku sex sejenis khususnya Gay. Monster itu bernama 'Sarkoma Kaposi', suatu penyakit menular karena perilaku LSL (Lelaki seks dengan lelaki).

Di Indonesia sendiri pertama kali monster ini ditemukan di Serang pada seorang anak laki-laki yang memiliki orientasi LSL. Dan yang membuat heran, hasil pemeriksaan anak tersebut tidak menderita HIV. Ini artinya semua pelaku seks sejenis bisa saja terancam monster ini. Sebenarnya ini  bukan penyakit baru, karena dulu pada tahun 1980 an, sudah ditemukan penyakit ini. Hanya saja dulu penyakit ini menginfeksi penderita HIV/AIDS. 

Karena monster ini merupakan pertemuan antara HIV dengan virus Herpes manusia (HHV-8), yang sering ditemukan pada  pelaku seks intensitas tinggi. Sebenarnya tidak hanya HIV dan Sarkoma Kaposi saja yang mengintai kaum pelangi, namun ada sipilis, gonore, kondiloma, IGNS, ulkus mole, hepatitis B dan C. semua itu adalah penyakit menular seks yang sangat berbahaya.

Harus dihentikan

Tidak mudah memang menghentikan bahaya 'monster' ini selama penyebab munculnya tidak dihentikan. Apa penyebabnya? Jelaslah, LGBT. Tidak cukup hanya dengan melakukan sosialisasi atau pembinaan terhadap aktivis pelangi ini. Karena mereka ada karena dukungan dari kekuatan global dunia. Menurut Prof. Mahfud MD, Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan United Nations Development Programme (UNDP) telah menyiapkan dana sebesar 180 US$ atau setara dengan 107,8 Milyar Rupiah untuk meloloskan program legalisasi LGBT di negeri tercinta ini dan tiga negara lain di Asia. 

Bahkan sejumlah perusahaan besar milik asing turut menyokong kampanye LGBT, diantaranya Starbuck, Instagram, Nike, Facebook, Adidas, Whatsapp, apple, google dll dengan menghapus konten dan suspend akun-akun yang menyerang LGBT. Agenda utama mereka tidak lain agar LGBT memiliki akses hukum, memobilisasi masyarakat untuk mengakui dan menerima keberadaan LGBT, mendorong persamaan hak LGBT dan pengesahan pernikahan sejenis.

Jika demikian adanya berarti LGBT bukan sebuah kelaian atau factor genetis dong? Berarti selama ini para pendukung LGBT telah melakukan kedustaan dan kebohongan besar agar LGBT tetap eksis di dunia khususnya negeri-negeri muslim. LGBT adalah tindak kriminal dan perbuatan mungkar sebagaimana pernah ada pada masa Nabi Luth as. Untuk itu gerakan ini wajib dihentikan dengan menggunakan kekuatan besar yang menandingi gerakan global pendukung LGBT. 

Kekuatan besar ini adalah negara yang menerapkan syariat Islam. Karena Syariat Islam akan melindungi umat manusia secara menyeluruh dari berbagai penyakit yang merusak dan menghancurkan peradaban. Barangsiapa yang mengaku beriman kepada Allah dan dan Rasulnya, hendaknya menjadikan kitabullah dan Sunnah Rasulullah sebagai sumber hukum dalam segala hal. 

Sebagaimana tercantum dalam Q.S. Al Maidah ayat 49 yang berbunyi: "Hendaklah kalian memutuskan hukum diantara mereka menurut wahyu yang Allah turunkan. Janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Berhati-hatilah terhadap mereka supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebagian wahyu yang Allah turunkan kepadamu...."

So, apakah masih terpikir untuk melindungi kaum LGBT dengan alasan mereka juga punya hak yang sama dengan manusia lain? Jelas tidak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline