Lihat ke Halaman Asli

Dwi Endik Setiawan

Pendidik dan Penulis

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.3 Visi Guru Penggerak

Diperbarui: 29 April 2024   13:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pada kesempatan ini saya akan menulis mengenai Jurnal Refleksi Dwi mingguan pada Modul 1.3 tentang visi guru penggerak. Jurnal ini dibuat untuk melakukan refleksi diri setelah mengikuti sebuah kegiatan pendidikan, Jurnal ini ditulis secara rutin setiap dua mingguan. Jurnal dwi mingguan merupakan salah satu tugas yang harus dibuat oleh setiap calon guru penggerak.

Jadi, kali ini saya akan menulis mengenai refleksi saya mengenai kegiatan-kegiatan pendidikan Guru Penggerak yang sudah saya lalui, khususnya pada modul Modul 1.3 tentang visi guru penggerak. Kegiatan pembelajaran modul 1.3 telah selesai saya ikuti, ada banyak pengetahuan-pengetahuan baru yang saya peroleh selama kegiatan pendidikan. Dalam menulis jurnal refleksi ini saya menggunakan model 1 yaitu model 4F yaitu : Fact (peristiwa), Feeling (perasaan), Findings (pembelajaran), Future (penerapan).

  • Facts (Peristiwa)

Saya mulai mempelajari materi mulai dari diri dan eksplorasi konsep secara mandiri sesuai arahan ibu fasilitator. pada modul 1.3 ada tahapan kegiatan yang telah saya lalui. Mulai dari diri, eksplorasi konsep, ruang kolaborasi, demonstrasi kontekstual, elaborasi pemahaman, koneksi antar materi dan aksi nyata. Pada modul ini CGP diarahkan untuk merumuskan visi sebagai guru penggerak yang sesuai dengan profil pelajar Pancasila dan pada eksplorasi konsep saya belajar memahami pentingnya visi yang berpihak pada murid sebagai landasan segala inisiatif perubahan dalam pendidikan. Visi merupakan hal besar yang kita harapkan akan terjadi di masa datang. Setiap orang memiliki visinya masing-masing. Begitupun dengan guru/ pendidik. Seorang harus dapat menyusun visi yang jauh melampaui zamannya. Guru bukan sekedar berperan mentransfer ilmu pengetahuan dan sukses mengantar murid masuk ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Dalam  pendampingan individu dengan pengajar praktik (PP) yaitu Bapak Kusyantoro S.Pd yang biasa dipanggil Pak Kus. Pendampingan itu berlangsung selama 3 jam, dimulai sekitar pukul 08.00 sampa pukul 11.00. Dalam pendampingan individu ini mendapatkan banyak arahan daan masukan untuk kemajuan CGP dalam penerapan keseharian di sekolah. Penerapan falsafah KHD di lingkungan sekolah dan penularan ke teman sejawat. Kendala-kendala yang saya hadapi, mendapatkan masukan dari Ibu Dyah membuat saya mulai merencanakan setiap pembaharuan pembelajaran di tahun pembelajaran selanjutnya.

Untuk mewujudkan visi dan melakukan proses perubahan dibutuhkan pendekatan atau paradigma yaitu Inkuiri Apresiatif (IA). IA merupakan pendekatan manajemen perubahan yang kolaboratif dan berbasis kekuatan, dengan menggunakan prinsip utama psikologi positif dan pendidikan positif. Pendekatan IA di sekolah dimulai dengan mengidentifikasi hal-hal baik apa yang sudah ada, mencari cara bagaimana hal-hal baik tersebut dipertahankan, dan memunculkan strategi untuk mewujudkan perubahan ke arah yang lebih baik lagi. Pendekatan IA diterapkan dengan melalui tahapan-tahapan yang dikenal dengan BAGJA, yaitu B-uat pertanyaan, A-mbil pelajaran, G-ali mimpi, J-abarkan rencana dan A-tur eksekusi. Selanjutnya diadakan forum diskusi lewat LMS. Disini kita saling diskusi menyampaikan pendapat dan mengomentari pendapat teman lain.

Kegiatan lokakarya 1 dari jam 08.00 sd jam 16.00 WIB. dalam lokakarya tersebut saya mendapat pembelajaran tentang menggerakkan komunitas praktisi. Penerapan di sekolah, setiap CGP diharapkan mampu membuat komunitas praktisi di sekolahnya dan komunitas praktisi itu yang dapat memainkan peran, memajukan sekolah dan program CGP dapat ditindaklanjuti. Kegiatan tersebut didampingi oleh dua pengajar praktik yaitu pak Kus dan Bu Luluk. Kegiatan berjalan lancar dan sesuai harapan.

Selanjutnya dimulailah Ruang Kolaborasi pertama Kami Untuk Modul 1.3 Visi Guru Penggerak, Saya termasuk ke dalam Kelas A. Kami dalam 1 kelompok mengangkat tema siswa bernalar kritis dan kreatif. Ide tersebut sangat sederhana tapi memiliki peranan penting dalam keberlangsungan pembelajaran. Karena siswa yang kritis dan kreatif akan berpengaruh pada kualitas belajar dan budaya siswa.

Kegiatan menjalani vcon dalam agenda ruang Kolaborasi 2 dengan fasilitator saya yaitu Bapak Edy Santoso, M.Pd tentang visi guru penggerak . Disitu dibentuk 2 kelompok. Saya di kelompok 1 bersama Bu Nimas, Bu lilik, Bu Indria, Bu Iis dan Pak Roma. Disitu saya dan anggota kelompok yang lain harus merumuskan visi sebagai guru penggerak dan harus disepakati satu kelompok kemudian kita harus membuat sebuah prakarsa perubahan dan kita juga harus membuat tahapan BAGJA sesuai dengan prakarsa perubahan kita yang telah disepakati satu kelompok. Prakarsa Perubahan kelompok kami beri judul "MEWUJUDKAN SISWA YANG BERNALAR KRITIS SESUAI DENGAN PROFIL PELAJAR PANCASILA". Hasil diskusi kerja kelompok dipresentasikan secara bergantian seuai tugas masing-masing dan didampingi dengan Pengajar praktik Pak Kusyantoro. Diskusi begitu mengasyikan, terjadi tukar pendapat sehingga menambah pemahami kami tentang alur BAGJA. Banyak masukan yang membuat ide simple ini sangat kuat diterapkan sebagai inovasi prakara perubahan BAGJA.

Kegitan Selanjutnya, saya menjalani vcon dalam agenda ruang Kolaborasi 2 dengan fasilitator saya yaitu Bapak Edy Santoso tentang visi guru penggerak . Disitu dibentuk 2 kelompok. Saya di kelompok 1 bersama bersama Bu Nimas, Bu lilik, Bu Indria, Bu Iis dan Pak Roma. Disitu saya dan anggota kelompok yang lain harus merumuskan visi sebagai guru penggerak dan harus disepakati satu kelompok kemudian kita harus membuat sebuah prakarsa perubahan dan kita juga harus membuat tahapan BAGJA sesuai dengan prakarsa perubahan kita yang telah disepakati satu kelompok. Prakarsa Perubahan kelompok kami beri judul "MEWUJUDKAN SISWA YANG BERNALAR KRITIS". Hasil diskusi kerja kelompok dipresentasikan secara bergantian seuai tugas masing-masing dan didampingi dengan Pengajar praktik Bapak Kusyantoro. Diskusi begitu mengasyikan, terjadi tukar pendapat sehingga menambah pemahami kami tentang alur BAGJA. Banyak masukan yang membuat ide simple ini sangat kuat diterapkan sebagai inovasi prakara perubahan BAGJA.

Sebagai Guru penggerak selanjutnya kita harus mempelajari materi demonstrasi kontekstual dan harus membuat tugasnya. Tugas tugas yang ada di LMS segera diunggah demi untuk meningkatkan pemahaman CGP tentang materi yang telah dipelajari. Tugas yang dibuat bisa dalam bentuk artikel, PPT maupun Vidio, tergantung kreativitas dan minat CGP yang dirasa mampu. Saya mengunakan pdf untuk tugas demonstrasi kontekstual.

Dan pada Tanggal 26 September 2023 kita vcon dengan Instruktur Anang Purwito dalam elaborasi pemahan sebagai penguatan untuk modul 1.3 ini. Disini kita telah belajar antara lain menentukan kalimat visi yang sesuai profil pelajar Pancasila, menentukan prakarsa perubahan yang menantang, bermakna kontekstual dan relevan, memahami bahwa prakarsa perubahan adalah bagian dari visi yang akan dicapai, membuat tahapan BAGJA untuk rencana perubahan ditempat dimana kita berkarya menggunakan paradigma dan pendekatan inkuiri apresiatif dan menjalankan semua rencana perubahan tersebut di sekolah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline