Lihat ke Halaman Asli

Dwi Elyono

Penerjemah

Malioboro Ada di Madiun

Diperbarui: 19 April 2020   02:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tiga tahun lalu saya menyampaikan gagasan pengembangan wisata kota di Kota Madiun berbasis jalur pedestrian atau trotoar. Gagasan tersebut saya tuangkan dalam tulisan Kompasiana berjudul "Pengembangan Wisata Kota di Madiun Berbasis Jalur Pedestrian" (berikut linknya).

Dalam artikel tersebut saya konsepkan revitalisasi trotoar di beberapa jalan Kota Madiun. Revitalisasi yang saya sampaikan mencakup pelebaran trotoar menjadi 6 meter, pembangunan 'square' atau 'plaza' / tempat terbuka / taman yang menarik untuk tempat bersantai, dan penempatan beberapa kios kecil di titik-titik strategis.

Ruas jalan yang saya pikir cocok direvitalisasi adalah ruas Jl. Pahlawan dari depan Gereja Katolik Santa Maria sampai perempatan Tugu (Tugu), ruas Jl Panglima Sudirman dari Tugu sampai pertigaan di sebelah timur Pasar besar, ruas Jl. Cokroaminoto dari Tugu sampai perempatan di sebelah selatan Kelenteng, dan ruas Jl. Kolonel Mahardi dari Taman Bantaran Kali Madiun, melewati sisi selatan Alun-Alun, sampai Tugu.

Di akhir artikel, saya tuliskan harapan sekaligus tantangan, "Akankah ada walikota Madiun yang berani mengembangkan wisata kota berbasis jalur pedestrian ini?" Ternyata ada yang berani. Beliau adalah Bapak Maidi, yang sekarang menjabat sebagai walikota Madiun. Salut buat Bapak Maidi, yang berani tampil beda, merevolusi Kota Madiun menjadi jauh lebih indah dan nyaman. Beliau merombak, mempercantik trotoar di Jl. Pahlawan dari depan Bank Mandiri sampai pertigaan di selatan Balai Kota, menjadi mirip trotoar Malioboro.

Sekarang warga Madiun Raya (Kota Madiun, Kabupaten Madiun, Kabupaten Magetan, Kabupaten Ngawi, Kabupaten Ponorogo) tidak perlu jauh-jauh ke Jogja untuk merasakan asyik dan nyamannya berjalan-jalan di Malioboro. Mereka cukup datang ke Madiun untuk merasakan Malioboro.

Bapak Maidi menyampaikan bahwa revitalisasi trotoar juga akan dilakukan di ruas Jl. Pahlawan dari depan Stasiun Madiun sampai depan Bank Mandiri, menyambung dengan trotoar yang telah direvitalisasi, dan berlanjut sampai ke perempatan Tugu. Bila rencana ini terwujud, pengunjung yang turun dari kereta di Stasiun Madiun bisa berjalan-jalan menikmati indahnya trotoar dan Kota Madiun dan berwisata belanja, karena di sepanjang Jl. Pahlawan berderet gedung-gedung indah berarsitektur kolonial dan mal-mal besar.

Revitalisasi yang telah dilakukan pada trotoar Jl. Pahlawan di wilayah Balai Kota dan rencana revitalisasi trotoar lanjutan pada seluruh ruas Jl. Pahlawan mulai dari depan Stasiun Madiun sampai Tugu adalah langkah brilian, yang berdampak sangat positif bagi pariwisata dan perekonomian Kota Madiun.

Saya pikir pe-malioboro-an trotoar di Kota Madiun bisa menjadi makin luar biasa dampaknya apabila diteruskan sampai ke wilayah-wilayah yang memiliki potensi pariwisata dan ekonomi yang besar. Saya pikir revitalisasi trotoar bisa diteruskan ke Jl. Diponegoro (melalui Jl. Dr. Sutomo), Jl. Panglima Sudirman, Jl. Cokroaminoto, dan Jl. Kolonel Mahardi.

Mengapa Jl. Diponegoro? Karena Jl. Diponegoro adalah pusat kulinernya Madiun. Hidangan tradisional sampai modern, jajanan tradisional sampai milenial, semuanya ada di sini. Trotoar sisi timur di Jl. Dr. Sutomo dari depan Stasiun Madiun sampai perempatan Jl. Dr. Sutomo -- Jl. R.A. Kartini -- Jl. Diponegoro dan trotoar sisi selatan di Jl. Diponegoro bisa di-malioboro-kan karena sebagian besar warung dan restoran berderet di selatan jalan, apalagi di tengah-tengahnya ada kompleks bungker peninggalan Belanda.

Di sebelah selatan kompleks bungker, ada Taman Trembesi, sebuah hutan kota yang sangat teduh dan eksotis. Perlu dibuatkan jalan tembus buat pejalan kaki dari Jl. Diponegoro ke Taman Trembesi, melintasi kompleks bunker. Dengan penataan ini, di wilayah Jl. Diponegoro bisa terwujud perpaduan menarik antara wisata kuliner, wisata sejarah, dan wisata alam.

Mengapa Jl. Panglima Sudirman? Karena Jl. Panglima Sudirman merupakan salah satu pusat wisata belanja di Madiun. Di wilayah ini ada Pasar Besar Madiun dan deretan toko yang menyediakan berbagai kebutuhan. Trotoar sisi selatan di Jl. Panglima Sudirman dari Tugu sampai pertigaan sebelah timur Pasar Besar bisa direvitalisasi, karena Pasar Besar Madiun, yang menjadi landmark utama, terletak di selatan jalan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline