Lihat ke Halaman Asli

Mengapa Hiu Harus Diselamatkan?

Diperbarui: 17 Juni 2015   07:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14292827321831107605

Banyak orang beranggapan dengan menangkap hiu maka hewan2 sedang yang biasa ditangkap nelayan akan berlimpah ruah. Itu salah besar. Pernahkah kita terfikirkan mengapa ikan hiu itu patut untuk di lindungi? Pernahkah kita bertanya kepada para nelayan secara langsung kenapa mereka dengan tega nya menangkap ikan hiu yang berada di lautan sana? Kebanyakan jawaban dari mereka cukup simpel seperti “daging dan kulit nya bisa di jual" atau “saya kan menangkap ikan-ikan sedang mas, maka dari itu supaya tangkapan saya banyak maka saya menangkap ikan hiu. Hal ini tampak ‘menggiurkan’. Tapi ini justru yang menjadi masalah. Peningktan populasi tuna kerapu akan mengacaukan rantai makanan. Secara ekologis, hiu emangsa ikan lain yang sakit/tua & lemah. Disini fungsi keberadaan hiu di ekosistem laut & terumbu karang menjadi vital. Hiu secara tidak langsung ikut mencegah penyebaran penyakit yg dibawa ikan sakit/lemah yg dimangsanya dan memastikan ekosistem tetap sehat. Kepunahan hiu bisa berdampak besar. Sesaat setelah kepunahan hiu, populasi ikan seperti tuna & kerapu yang menjadi mangsa hiu akan meningkat. Dengan kata lain, ekosistem tersebut mengalami collapse/keruntuhan untuk semua tingkatan. Dan sobat semua dah tau kan endingnya bagaimana? Populasi mangsa yang dibawah tuna kerapu akan habis dalam waktu singkat & akhirnya populasi 2 ikan tersebut juga akan punah karena tidak adanya makanan.

Teman jalan semua masih ingat kan ttg pelajaran ilmu hayat dulu ttg rantai makanan? Hiu berada posisi yg paling atas. Dari pnelitian, 1 ekor hiu hidup yang dijadikan objek pariwisata bernilai ekonomi jauh lebih tinggi dibanding hiu yang mati akbat diambil siripnya. Sedang utk hiu yg dijadikan komoditas tangkap, 1 ekor hiu hanya dibanderol 1,3juta/ekor. Sungguh sangat jauh dibawah nilai ekonomis bila dibiarkan hidup. Setelah dewasa, hiu hanya mampu bertelur/melahirkan (bergantung jenis), sebanyak 1–10 anak dengan frekuensi reproduksi 1 x 2 – 3 tahun. Seekor hiu karang membutuhkan waktu 7-15 tahun untuk menjadi dewasa secara seksual. Manusia aja 9 tahun dah dewasa. jadi berpikirlah 1000x sebelum makan sirip hiu. Selain akan merusak kelestarian alam juga sangat mahal harganya..

Berikut beberapa keganansan manusia atas hiu dan ini terjadi di Indonesia. Sumber Foto Google :

1429282922632560890

14292829931959998363

14292830541885262431

Sumber



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline