Lihat ke Halaman Asli

Sorotan Untuk Dunia Pendidikan 2014!

Diperbarui: 24 Juni 2015   03:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Dunia pendidikan tengah mendapat sorotan. Sebagian menjadikannya kambing hitam, karena dinilai gagal memainkan peran membentuk sumber daya manusia bermartabat dan berkualitas. Juga dinilai salah arah, melahirkan manusia bermental korup, tidak mau bekerja keras, dan suka menerebas untuk memenuhi hasrat hedonisme dan meterialisme. Anak-anak kita juga mengalami degradasi moral: kenakalan remaja meningkat! Pertanyaannya, tentu, bagaimana tanggung jawab lembaga pendidikan, terutama para guru?

Dalam beberapa tahun terakhir banyak pihak mengusulkan pendidikan budi pekerti, pendidikan antikorupsi, dan belakangan pendidikan seks masuk kurikulum dalam kerangka konsep pendidikan karakter. Semua tentu terkait dengan kesadaran peran kunci pendidikan dalam membangun SDM. Lalu bagaimana agar kesadaran itu tak hanya menyentuh level pengetahuan? Realitasnya, segala macam materi masuk kurikulum sehingga terjadi ketumpangtindihan, tidak ada konsep dan ruh yang jelas: hendak ke mana.

Sesungguhnya, persoalan terbesar pendidikan nasional bukan hanya kurikulum yang tumpang-tindih, melainkan rendahnya kompetensi pedagogik, kepribadian, social, dan profesional para guru. Berbagai upaya terus dilakukan, namun peningkatan mutu melalui program sertifikasi malah menuai hasil mengejutkan. Mendiknas M Nuh prihatin guru-guru yang sudah lolos sertifikasi umumnya tidak menunjukkan kemajuan, cenderung hanya aktif menjelang sertifikasi, mengabaikan proses, dan bekerja instan.

Kini, banyak yang menjadikan lembaga pendidikan/ sekolah sebagai tempat mencari kerja, tidak berbeda dari institusi ekonomi lainnya. Guru-guru yang diproduksi oleh berbagai lembaga pendidikan tidak lebih dari pekerja-pekerja yang akan diserap oleh lapangan kerja bernama sekolah, atau mereka digaji karena bekerja. Rasanya makin sulit mencari guru yang sungguh-sungguh memiliki jiwa dan hati nurani, menghayati profesi mulia ini sebagai guru sejati yang sepenuhnya mengabdi untuk anak-anak bangsa.

Kendala utama peningkatan kemampuan profesional terletak pada faktor kepribadian, terutama mentalitas dan moral. Hal itu tidak terbentuk dalam pendidikan kita sekarang. Padahal, kejujuran merupakan faktor fundamental bagi pembentukan karakter yang bertanggung jawab dalam mendidik. Pendidikan butuh keteladanan, maka harus mempraktikkan moral tinggi dalam keluarga dan masyarakat. Jangan hanya menjadi bahan ajar sekadar memenuhi kurikulum di berbagai mata pelajaran.

@Dwi Cahyo
hari ini lebih baik dari hari kemarin,
esok harus lebih cemerlang, dan lusa harus lebih gemilang.
#dwionaction




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline