Lihat ke Halaman Asli

Dwi Cahyani

Mahasiswi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung

Keterampilan Abad Ke-21 Dalam Dunia Pendidikan

Diperbarui: 25 Desember 2024   12:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dalam era globalisasi dan kemajuan teknologi yang pesat, pendidikan tidak lagi hanya tentang menguasai pengetahuan dan keterampilan tradisional. Pendidikan abad ke-21 bertujuan untuk mempersiapkan siswa agar dapat beradaptasi dan berhasil dalam masyarakat yang terus berubah. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan abad ke-21 menjadi sangat penting dalam sistem pendidikan modern. Penerapan pembelajaran abad ke-21 yang berorientasi pada siswa, siswa bisa menuntut keterampilan dalam memecahkan masalah secara kreatif dan inovatif, berpikir kritis, kolaborasi, dan keterampilan berkomunikasi.

Guru dituntut memiliki pengetahuan dan keterampilan pembelajaran abad ke-21, dalam menciptakan proses pembelajaran yang dapat menghasilkan keterampilan 4C yang telah dikuasai kepada para siswa secara tepat dan bermakna. Partnership for 21 Century Skills mengidentifikasi keterampilan abad ke-21 meliputi: (1) Communication, yaitu keterampilan menyampaikan sebuah ide, (2) Collaboration, yaitu keterampilan mampu bekerjasama dan bertanggung jawab, (3) Critical thinking and problem solving, yaitu mampu berfikir kritis dan memberikan sebuah ide, dan (4) Creativity and innovation, mampu menghasilkan inovasi baru. Empat keterampilan abad ke-21 tersebut sering diistilahkan dengan keterampilan 4C. Hal ini terlaksananya proses pembelajaran melalui penerapan berbagai model pembelajaran.

Model pembelajaran yang dianjurkan untuk dikembangkan pada abad ke-21 ini adalah pembelajaran berbasis masalah. Di antara model pembelajaran yang dapat diadopsi adalah: inquiry learning, discovery learning, problem based learning (PBL), project based learning (PjBL), eksperiment, dan lain-lain. Pada proses pembelajaran siswa aktif (student center learning/ CTL) menjadi tujuan, dan guru berperan sebagai fasilitator, kegiatan tertuju pada siswa dan guru sebagai pelurusan motivasi. Kerja kolaborasi mendorong keterlibatan semua komponen dalam menyelesaikan masalah, yang membutuhkan sebuah penyelesaian dengan cepat, efektif, efisien, dan saling melengkapi. Guru menciptakan pembelajaran menyenangkan aktif dan kreatif, guru mampu memilih metode yang disesuaikan dengan gaya belajar siswa, mampu menggunakan teknologi dalam pembelajaran, pembelajaran berpusat pada siswa, menggunakan model, media dan strategi pembelajaran. Menjadi Guru yang kreatif dan inovatif, guru yang mampu mengoptimalkan teknologi meski jauh dari kata mahir, paling tidak guru mampu menggunakan fasilitas teknologi, serta guru dapat merefleksikan atau mengevaluasi.

Pentingnya pengembangan keterampilan abad ke-21 dalam pendidikan tidak dapat dipungkiri. Siswa perlu dilengkapi dengan keterampilan ini agar dapat bersaing dalam pasar kerja yang semakin kompetitif dan dinamis. Oleh karena itu, sistem pendidikan perlu mengintegrasikan keterampilan abad ke-21 ke dalam kurikulum dan menyediakan lingkungan belajar yang mendukung pengembangan keterampilan tersebut. Dengan cara ini, pendidikan dapat mempersiapkan siswa untuk menjadi individu yang adaptif, inovatif, dan mampu menghadapi tantangan masa depan dengan percaya diri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline