Lihat ke Halaman Asli

Tontonan

Diperbarui: 2 Juli 2015   23:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

TONTONAN.......

1. Tanggal 15/12/2014, Kompas.com pada segmen Regional, menayangkan berita dengan judul "Bangkai-bangkai Motor Milik Korban Longsor Jadi Tontonan Warga".
Kita perhatikan kata TONTONAN.

2. Tanggal 15/12/2014, news.metrotvnews.com juga menayangkan berita dengan judul, "Belasan Motor Korban Longsor Jadi Tontonan Warga".
Sekali lagi, kita perhatikan judul tersebut juga menggunakan kata TONTONAN.

3. Kamis, 2 Juli 2015 | 22:21 WIB, situs beritahttp://www.galamedianews.com, menurunkan artikel dengan judul "Lokasi Bencana Longsor Jadi Tontonan Warga".
Sekali lagi, judulnya menggunakan kata TONTONAN.

Bagaimana mungkin sebuah berita musibah penggunaan pilihan katanya adalah "TONTONAN".
Tontonan menurut definisi http://kamusbahasaindonesia.org/ adalah [n] pertunjukan (gambar hidup, wayang orang, dsb); yg ditonton: akrobat itu merupakan ~ yg menyenangkan.
Jadi kata TONTONAN memuat unsur hal-hal yang menyenangkan karena adanya pertunjukan.
Akal nalar saya tidak sanggup menjelaskan ketika sebuah musibah justru didefinisikan dengan pilihan kata TONTONAN. Tentu dalam musibah tidak ada orang yang sedikitpun menyajikan pertunjukan, apalagi pertunjukan tersebut sampai membuat orang yang datang menjadi senang. Dalam musibah selalu duka dan kesedihan.  

Bisa jadi bahasa media memang begitu, namun rasanya untuk sebuah musibah, mediapun saya kira juga tidak akan sebegitu juga pilihan katanya. Ngono yo ngono, ning ojo ngono. (Begitu ya begitu, tetapi janganlah juga terlalu begitu)

Harusnya dengan kata apa?

Gimana jika kata TONTONAN kita ganti dengan pilihan kata PERHATIAN. Jadi judul berita "Lokasi Bencana Longsor Jadi TONTONAN Warga", sebaiknya diganti dengan judul ""Lokasi Bencana Longsor Jadi PERHATIAN Warga".

Mengapa bisa begitu?
Karena kata PERHATIAN berarti "hal memperhatikan; apa yg diperhatikan; minat". Artinya seseorang yang datang ke lokasi bencana bukan bermaksud untuk MENONTON, melainkan memberi PERHATIAN dengan HATInya.
Perhatian, didalamnya memuat pula nilai empati, ketulusan, dan keHATI-HATIan.

Jadi, kalau ada seseorang yang justru ber-SELFIE RIA ditengah duka korban jatuh dan terbakarnya pesawat HERCULES, barangkali perlu dilihat pada konsep pemahaman awalnya.
Jangan-jangan mereka datang ke lokasi bukan untuk memberi PERHATIAN pada korban, melainkan memang benar-benar untuk MENONTON. Rasanya menjadi sungguh ironis dan tragis, "MENONTON orang yang sedang tertimpa musibah".

 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline