Lihat ke Halaman Asli

Ign Joko Dwiatmoko

TERVERIFIKASI

Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Proses Menjalani Hobi di Kompasiana

Diperbarui: 29 Mei 2024   13:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

kompasiana.com 

Apakah ada target saat menulis? Apakah ada niat khusus ketika menulis? Bagaimana awal mulai mencintai dunia tulis menulis? Berbagai pergolakan pikiran itu terus berpacu di benak penulis pemula. Di awal menulis di Kompasiana kegalauan itu itu juga muncul, Aku tidak tahu sejauh apa bisa konsisten menulis. Yang kupikir hanya satu persatu tulisan yang tengah dan hendak aku tulis.

Awal mula aku hanya mencoba menulis menurut pandang mataku, apa yang kurasakan saat ada sebuah peristiwa datang, kalau tidak salah aku menulis tentang perilaku suporter sepak bola. Aku tidak punya target yang penting bisa menulis dan menyelesaikan artikel dengan penuh harap bisa langsung tayang di Kompasiana.

Mengalir dan Siap menerima Kritikan 

Awal menulis di Kompasiana pastinya ada harapan tulisan bisa diterima atau mendapat kritikan setimpal dengan bahasa tutur tulisan yang masih amburadul, masih sering typo, masih sering mengulang kata-kata yang tidak perlu. Tetapi diantara degub jantung saat mau upload di kompasiana aku merasakan bahwa ada target besar di kemudian hari, bisa sharing, bisa saling berinteraksi dengan teman Kompasiana yang dulu kebanyakan memang sudah berpengalaman dalam dunia tulis menulis.

Aku juga mempunyai pengalaman pernah aktif menulis di internet, pernah menulis cerpen dan sempat menjadi kontributor artikel di sebuah majalah daerah. Pernah menulis opini di koran. Tetapi segala pengalaman itu tidaklah berarti ketika melihat betapa banyak artikel berkualitas di Kompasiana. Aku jadi sering membaca, menyimak tulisan-tulisan mereka yang wow. Begitu lancar menulis dan membuat opini sehingga bacaan-bacaan dari hasil tulisan para kompasianer itu membuka terang bahwa aku harus belajar, pada siapapun penulis, tidak peduli yang pemula atau yang sudah senior.

Aku merasakan ada penghargaan sebagai penulis karena interaksi antar kompasianer di kolom komentar seru dan melegakan, bukan seperti hakim atau jaksa yang membuat semangat menulis berhenti total. Kemudian satu persatu tulisan hadir di platform Kompasiana, hingga tidak terasa dari hanya sekitar belasan, terus berkembang menjadi puluhan, hingga ratusan artikel meskipun harus melewati beberapa tahun.

Pengalaman yang bisa dipetik adalah penulis menjadi lebih peka saat melihat hasil tulisan. Belajar untuk memperkecil kesalahan-kesalah atau typo, lebih efektif dalam menentukan paragraf demi paragraf, bisa mengerem emosi saat menulis, jadi bukan sekedar panjang dan banyak, tetapi bisa sedikit demi sedikit menentukan paragraf berdasarkan tema-tema penting. Belajar bagaimana membuat judul-judul yang yang mampu menginspirasi dan melihat pergerakan artikel populer yang bisa mempengaruhi banyaknya pembaca.

 Banyak penulis yang muncul, dan menghilang, mereka itu seperti gelombang. Ada yang naik kemudian menjadi pengamat, menjadi presenter, menjadi motivator, atau penggagas guru penggerak. Ada yang menjadi staf ahli, ada yang menjadi novelis, dan penulis script film, Youtuber, dan aktivis konten kreator media online.

Saya sendiri tetaplah menjadi guru yang kadang-kadang menulis di Kompasiana. Ada periode di mana saya aktif menulis, ada periode di mana saya pernah menghilang beberapa saat, namun  kembali lagi bersua dengan Kompasianer baru yang mempunyai spirit lebih dan bakat luar biasa dalam menulis.

Manfaat dari Menulis di Kompasiana

Di mana saya berdiri saat ini, saat teman-teman lama sudah mencapai level atas penulisan, bahkan sudah banyak yang menjadikan profesi menulis sebagai ladang mendapatkan uang. Saya tetap sebagai guru yang dengan sadar hati merasakan bahwa kehidupan itu penuh turbulensi. Ada saatnya di atas ada saatnya di bawah. Tetapi setiap ada usaha selalu ada peluang.

Mereka yang telah lulus universitas Kompasiana biasa sudah mempunyai jalan bagi perjalanan kreatifnya dalam menulis. Banyak yang menjadi editor, atau mempunyai perusahaan penerbitan tersendiri. Banyak pula yang akhirnya tenggelam karena konsistensi menulis meredup dan mereka menyadari bahwa untuk bisa bersaing dalam dunia tulis menulis itu berat.

Saya bergabung di Kompasiana akhir Januari 2010, dan sampai saat ini masih berkontribusi menulis. Dengan status terverifikasi biru, yang dianggap sebagai penulis dengan tulisan yang sudah mendapat kepercayaan dalam membahas masalah spesifik, dan tulisan headlinenya cukup banyak. Itu sebuah pengakuan yang membanggakan tetapi juga bisa jadi melenakan, karena ukuran artikel yang baik dan populer bukan hanya karena mendapat centang biru. Ada banyak aspek termasuk bahasan tulisan yang aktual, novelty atau kebaruan, artikel yang mampu menggugah pembaca dan artikel yang bisa membahas secara mendalam sebuah peristiwa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline