Lihat ke Halaman Asli

Ign Joko Dwiatmoko

TERVERIFIKASI

Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Cinta Bersemi di Lokasi KKN "Rungkat" Habis dari Borobudur

Diperbarui: 24 Mei 2024   15:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Desain Joko Dwiatmoko dengan Canva

Benarkah berbulan-bulan di lokasi KKN itu menjenuhkan. Ya kalau tidak ada hiburan pasti menjenuhkan, tapi kalau hiburan tersedia seperti munculnya nona manis berlesung pipit dengan gigi gingsul siapa yang bosan. Yang ada terus membayangkan parasnya yang selalu hadir dalam mimpi-mimpi di malam gelap Desa Semoyo, Patuk, Gunung Kidul.

Ia berada di pos lain, namun banyak pria yang sengaja datang ke pos tersebut karena ada sosok manis yang bikin penasaran mahasiswa KKN. Memangnya tidak ada perempuan lain selain mawar itu? Ada beberapa perempuan sih, tetapi hyang namanya jatuh cinta khan relatif, mau cantik rupawan kalau tidak menarik yang bodo amat, tapi mahasiswa ini benar-benar membuat penasaran kaum pria.

Lalu apa istimewanya, kenapa banyak mahasiswa antri mendekatinya. Mau tahu jawabannya? Ikuti saja ceritanya.

Ketika berangkat ke lokasi KKN apa sih yang terpikir di benak kalian para mahasiswa, sebuah tugas berat, proyek-proyek yang butuh kerja keras, dan bagaimana caranya mendapatkan dana untuk membangun air minum, penerangan desa, atau sekedar senang-senang di desa, keliling-keliling tanpa tujuan?

Bagi petualang sepertiku lokasi KKN menyenangkan. Apalagi dengan pemandangan alami yang belum pernah kujelajahi. Bagi temanku yang bernama Yoga, mahasiswa jurusan olah raga, ia senang berkenalan dengan emak-emak yang aktif berolah raga. Sebab ia memang menguasai ilmu aerobik dan cukup piawai dalam hal pijat memijat? Lho apa hubungannya. Ada, Ibu-ibu pasti suka diajari senam dan sedikit refresing badannya dengan dipijat relaksasi.

Di jurusannya ada kuliah massage olah raga. Maka di KKN ia bertekad mempraktikkan keahliannya dengan membujuk emak-emak petani refreshing dengan berjoging dan bersenam ria, tapi darimana bisa mengajari senam kalau listrik belum ada, apa hanya dengan modal teriak saja?

Prioritas pertama KKN adalah menyalurkan listrik ke desa, setelah itu segala aktivitas bisa dilakukan. Maka hari hari pertama kami mahasiswa KKN yang berjumlah kurang lebih 15 mahasiswa mencari cara untuk mendapatkan sponsor guna membangkitkan aktivitas desa dengan listrikisasi. Di Jalan Wonosari Yogyakarta, sudah ada jaringan listrik, tetapi belum menjangkau desa-desa yang susah dilalui kendaraan bermotor. Desa Semoyo termasuk yang terlambat mendapat pasokan listrik.

Pada minggu kedua KKN bekerja sama dengan PLN,  kami menyediakan kabel listrik yang akan dihubungkan dengan gardu listrik yang jaraknya kurang lebih 2 kilo.  Pemasangan kabel itu harus melewati lembah dan jurang menganga tebing berbatu. Jika kabel dihubungkan dengan melewati jalan setapak jarak tempuhnya semakin jauh, kabelnya pun akan semakin panjang dan butuh dana yang tidak sedikit. Maka jalan satu-satunya adalah dengan mencari jalan pintas.

Saat pusing-pusingnya memikirkan dana untuk membeli kabel, ada hiburan menyenangkan dengan munculnya sosok gadis manis berlesung pipit dengan gigi gingsul. Gadis manis itu membuat jantung berdebar-debar kala tidak sengaja saling menatap.

Dalam sunyi sepinya malam aku terbayang gadis berambut sebahu yang tersenyum dan menatap mataku dengan sorotan menggoda. Ah, apakah aku harus cinlok. Memang tidak ada gadis lain selain di di kampus. Suer saat itu aku memang lagi jomblo, baru saja ditolak oleh gadis mahasiswa PGSD kampus sebelah. Masih terasa betapa frustasinya di tolak cewek. Memang aku sudah mulai terbiasa ditolak cewek, modal jean bealel dan rambut-awut-awutan kaya aku siapa yang mau. Mana motor cuma astrea  yang sudah mulai batuk-batuk karena kurang perawatan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline