Lihat ke Halaman Asli

Ign Joko Dwiatmoko

TERVERIFIKASI

Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Dilema Guru Swasta Aktif di Platform Merdeka Mengajar

Diperbarui: 18 Januari 2024   17:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bpkmkemdikbudkaltara.go.id

Platform Merdeka Belajar (PMM) yang digagas Kemendikbud, menuai banyak reaksi. Banyak yang positif menyambutnya, namun tidak kurang yang menganggap bahwa platform tersebut merepotkan, membuat guru tambah banyak pekerjaan.

Sebenarnya apa sih Tujuan PMM? Membuat guru melek teknologi, mendorong guru aktif mendokumentasikan kegiatan belajar mengajarnya ataukah sekedar mengejar poin seperti halnya PNS atau guru negeri yang butuh target kenaikan pangkat dengan banyaknya sertifikat yang dimilikinya.

Apakah sertifikat bermanfaat. tentu saja bermanfaat jika kegiatan-kegiatan yang diikuti guru itu menambah perbendaharaan pengetahuan dan mendorong guru lebih kreatif dan total bersama siswa saling berbagi pengetahuan dan pengalaman.

Nyatanya yang terjadi banyak guru akhirnya menomorduakan kegiatan belajar mengajar dan menomorsatukan kegiatan  PMM sedang mengajar sering ditinggal karena sibuk mengejar poin.

Ini yang salah memahami tujuan PMM. Banyak guru yang susah membagi waktu antara kewajiban mengajar, malah sibuk membuat konten dan tugas-tugas PMM.

Jika dikaitkan dengan guru swasta perlukah Platform Merdeka Mengajar. Apa sih manfaatnya terhadap karir guru swasta. Saya sebagai guru swasta sebetulnya menyukai tantangan  misalnya menjadi blogger, kegiatan tulis menulis, konten pendidikan, mencari formula mengajar kreatif didukung pembuatan video baik berupa alat bantu presentasi seperti powerpoint, maupun yang sekarang dengan memprosuksi konten pembelajaran di YouTube, Instagram dan yang sedang tren adalah tiktok.

PMM yang benar bukan dianggap sebagai target dan sarana mengumpulkan sertifikat sebanyak-banyaknya namun lebih pada kesadaran guru perlu terus mengembangkan diri menuju pada pola mengajar merdeka yang tidak terikat pada apapun tuntutan dan beban administrasi.

Pendidikan yang memerdekakan menurut pemahaman penulis adalah pendidikan yang membuat guru dan siswa saling melengkapi,  guru lebih sebagai fasilitator dan siswa merasa mempunyai motivasi lebih dalam belajar saat mereka bisa bebas mengemukakan ide, gagasan, kritikan dan ditanggapi guru sebagai kegiatan mendewasakan dan membuat kegiatan belajar mengajar lebih cair, tidak kaku.

Siswa bukan subyek guru untuk kegiatan eksperimen, siswa dianggap mitra dan  dan partner guru dalam memajukan pendidikan, membentuk karakter. Siswa yang belajar secara merdeka bukan berarti bebas sebebas bebasnya. Tetap dalam koridor aturan main di sekolah. 

PMM bukan menjajah guru untuk terus mengejar target terkumpulnya sertifikat, tapi lebih sebagai pemicu semangat guru untuk menjadi manusia pembelajar yang akan dicontoh oleh anak didiknya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline