Belajar dari Kasus Mario Dandy yang mengupload aktifitasnya menaiki kendaraan mewah antara lain motor Harley Davidson dan Jeep Rubicon yang berharga fantastis memperlihatkan betapa medsos telah membuka banyak hal terutama dalam hal kehidupan hedonisme.
Tabir Terkuak Oleh Kasus Mario Dandy
Yang dilakukan oleh Mario Dandy hanyalah satu dari banyaknya orang-orang kaya negeri ini berusaha memperlihatkan bahwa pamer kekayaan sudah menjadi gaya baru, menjadi kebiasaan dari orang-orang yang ingin meyakinkan betapa kesuksesan hidup telah diraihnya dengan mengoleksi barang-barang mewah dan memperlihatkan ke publik bahwa itulah buah dari kerja kerasnya.
Biasanya itu dilakukan para artis seperti halnya Raffi Ahmad, Andre Taulany, Atta Halilintar, Eko Patrio dan sejumlah pesohor lainnya. Koleksi mobil mewah, rumah berharga puluhan hingga ratusan milyar, koleksi jam mahal yang harganya fantastis.
Dengan memamerkan kekayaannya ada kepuasan tersendiri. Kepuasan yang dirasakan adalah ingin membuka mata banyak orang bahwa koleksi mobil mewah adalah sebuah cara mereka memperlihatkan diri bahwa mereka merupakan bagian para selebritas dengan segala kesuksesan hidup yang telah digenggamnya.
Di sisi lain mereka seperti ingin lepas dari bayang-bayang kelam masa lalu bahwa dahulu pernah merasa hidup dalam kesusahan. Mungkin mobil Rubicon itu hanyalah sebuah ilusi, mimpi yang tidak mungkin terwujud.
Ternyata setelah mengalami perjalanan panjang, menapak dari bawah akhirnya bisa mencapai posisi seperti saat ini di mana semua mimpi bisa diwujudkan sebagai selebritas dengan bayaran mahal, dengan follower di media sosial yang meningkat pesat, dengan uang yang mengalir deras dan job-job yang terus berdatangan.
Namun berbeda dengan para pejabat yang memanfaatkan kesempatan ketika mendapat posisi strategis khususnya di lembaga keuangan. Banyak ASN yang tiba-tiba kekayaannya meningkat secara signifikan, padahal kalau ditelusur dari besaran gajinya tidaklah mungkin kekayaan bisa melonjak begitu cepat.
Sekelas ASN eselon 3 bisa mempunyai harta lebih dari 50 Milyar, dengan aset tanah ribuan hektar, mobil mewah,rumah, bisnis menggurita dan ternyata setelah ditelusur karena mereka sengaja menggelapkan pajak, mempunyai kendaraan yang ternyata platnya palsu, tidak membayar sejumlah pajak kendaraan mewah mereka.
Padahal di media pejabat di lembaga yang basah itu selalu mengejar-ngejar masyarakat untuk membayar pajak. Rasanya sakit, kecewa dan geram masyarakat mengetahui bahwa segelintir pejabat itu telah melukai kepercayaan.
Betapa marahnya masyarakat, tapi apa daya karena sebagai masyarakat kecil tidak bisa berbuat apa-apa kecuali mengungkapkan rasa kecewa dengan melakukan protes atas ketidakadilan yang diperlihatkan para pesohor negeri ini.