Pameran seni rupa karya 3 perupa Jakarta menampilkan tema unik, "Tidak Harus di Atas Rel". Pameran ini digelar di Institute Francais Indonesia (IFI) di Jalan Wijaya I , Kebayoran Baru Jakarta Selatan. Pameran karya tiga seniman, Chrsysnanda Dwilaksana, Ireng Halimun dan Kembang Sepatu berlangsung dari tanggal 2 -- 15 September 2022.
IFI secara rutin menggelar pameran dan kegiatan budaya yang membuat para seniman dan budayawan tetap aktif melakukan inovasi, kreasi di tengah situasi dan kondisi dunia yang penuh ketidakpastian karena covid 19 dan resesi serta inflasi.
Dalam pameran tersebut para seniman yang ingin berpartisipasi dalam melakukan kritik sosial lewat karyanya. Kembang Sepatu misalnya melukiskan kegelisahannya di kanvas dengan menampilkan menyoroti beberapa masalah yang sering ditemui di masyarakat. Hedonisme, individualisme dan ketidakpedulian masyarakat pada lingkungan sekitar.
Kembang Sepatu nama tenar Setyo Purnomo sebagai pelukis sekaligus guru seni rupa di sekolah swasta besar di Jakarta. Rajin mengikuti pameran-pameran khususnya di Jakarta Raya. Ia tergabung dalam kelompok seniman Jakarta.
Seniman punya feeling kuat untuk menangkap fenomena sosial, mengkritik dengan cara melukiskannya di kanvas. Sumber kegelisahan seniman bisa diejawantahkan dalam karya seni. Meskipun pesan dan kritikannya keras namun seniman umumnya bisa mengelola emosi tanpa harus anarkhis seperti oposisi dan mahasiswa saat ini yang mempunyai kecenderungan melakukan protes, kritik dan aksi yang cenderung tidak mengundang simpati masyarakat.
Pameran berjudul "Tidak Harus di atas Rel" ini menjadi arena ekspresi kegelisahan tiga pelukis Jakarta yang salah satunya berpangkat Brigadir Jenderal. Seniman selalu punya inovasi dalam menuangkan gagasannya.
Ide-ide seniman mengalir di tengah banyaknya persoalan yang akhir-akhir ini muncul dalam masyarakat. Contohnya lukisan Kembang Sepatu yang berjudul "Cover Up". Kembang Sepatu memberi konsep lukisannya dengan menganalogikan bahwa kebusukan jika ditutup-tutupi akan tercium juga, suatu kejahatan jika ditutup-tutupi pasti akan terungkap juga.
Lukisan lainnya berjudul kamuflase. Lukisan satu ini menurut penulis adalah sebuah lukisan yang ingin menggambarkan tentang keong yang mampu bersembunyi dari sebuah dinding yang kasar, warnanya tembok itu mampu mengecoh mata dan berkamuflase seakan-akan keong itu adalah bagian dari tekstur tembok yang mirip warnanya dengan keong tersebut.
Kembang sepatu memanfaatkan berbagai media untuk membuat lukisan menjadi lebih unik dan membuat pengunjung pameran merasa penasaran dengan efek mix media yang dia buat.