Lihat ke Halaman Asli

Ign Joko Dwiatmoko

TERVERIFIKASI

Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Kemarahan Oposisi di Pucuk Ubun-Ubun

Diperbarui: 12 April 2022   09:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Demo 11 April dan beberapa Kericuhan Yang Terjadi (tribunnews.com)

Demonstrasi 11 April 2022 telah usai, agenda mahasiswa untuk demonstrasi telah mendapatkan penyalurannya, namun sejumlah pekerjaan rumah bagi iklim demokrasi masih mengganjal. Salah satunya adalah agenda tersembunyi dari para oposan yang belum tersalurkan. Mungkin para petualang politik ingin demonstrasi rusuh dan berakhir anarkhis. Mahasiswa dikorbankan sebagai pihak yang bersalah yang membuat demo berakhir rusuh dan anarkhis.

Ade Armando Salah Masuk Arena

Pada beberapa kejadian muncul di arena demonstrasi termasuk Ade Armando yang datang di arena demo kemudian dihajar masa akibat teriakan emak-emak dan sejumlah masa tidak dikenal (ada bapak-bapak tua dan beberapa wajah tua yang tidak mencerminkan sosok mahasiswa). Mungkin saja ada penyusup yang berasal dari oposisi pemerintah datang memberi spirit berbeda dan pelampiasan dendam para oposan yang selama ini serasa tertekan.

Dugaan adanya campurtangan pihak luar atau istilahnya ada penyusup yang hendak mengacaukan agenda demo mahasiswa itu muncul ketika ada sekelompok orang yang datang ke lokasi demo membawa senjata tajam, ada sekelompok orang mengeroyok petugas kepolisian yang hendak membantu mobil yang terjebak di tengah tol. Untungnya ada mahasiswa membantu melerai upaya pengeroyokan oleh masa "tidak jelas".

Kerumunan masa apalagi demo besar rawan sekali disusupi, apalagi saat ini terbayangkan bagaimana dendam kesumat oposisi telah mencapai pucuk ubun-ubun, akibat beberapa kebijakan pemerintah yang cenderung merugikan mereka. Mereka para pengemplang pajak dan sekolompok ormas yang tertekan dan dibubarkan karena aksi anarki yang meresahkan masyarakat.

Wacana penghinaan terhadap agama, tekanan dan penyempitan ruang gerak premanisme berbaju ormas agama. Isu khilafah dan gerakan-gerakan masif orang-orang yang sedikit-sedikit marah gara-gara perdebatan masalah agama yang akhirnya menimbulkan percikan api kemarahan dan dendam. Kelompok massa itulah yang mencoba memprovokasi sehingga nilai-nilai demokrasi, perbedaan pendapat, perbedaan sudut pandang bisa berakhir menjadi bentrokan kemarahan dan kesumat yang berujung darah yang tercecer.

Salah satunya adalah kemarahan yang terlampiaskan untuk sosok progresif yang sering menyuarakan pendapat dan akal sehat menghadapi sekelompok orang yang "mabuk agama" Ade Armando, seringkali di akun YouTubenya menyerang akal sehat orang-orang yang fanatis yang menganggap mereka perlu menggunakan akal sehat dan logika. Akibatnya Ade Armando yang nekat datang di sarang serigala itu kena hajar masa dan hampir tidak selamat kalau mahasiswa tidak ikut turun tangan.

Darimana datangnya emak-emak yang teriak dan sekelompok masa "tidak jelas"menyusup di antara kerumunan masa demontrasi mahasiswa itu? Pasti ada yang menggerakkan, pasti ada yang memobilisasi sehingga suara-suara provokatif itu bisa memberi efek psikologis berupa kemarahan, emosi hingga ada tindakan anarkhis yang mencoreng demonstrasi mahasiswa.

Mahasiswa dan Pemanfaatan Teknologi Digital Untuk Menyalurkan Kritik ke Pemerintah

Munculnya resiko demo anarkhis itu harus kembali dipikirkan mahasiswa. Manfaatkan kecanggihan teknologi untuk menyalurkan kekritisannya pada situasi dan kondisi saat ini. 

Mahasiswa harus cerdas untuk menyalurkan aspirasi. Toh mereka melek teknologi, mampu mengembangkan pola pemikiran literasi, kekritisan mereka dapat disalurkan pada sarana yang tepat, mampu memilah mana berita hoax berita sampah atau berita yang berasal dari sumber yang akurat. Turun ke jalan itu punya banyak resiko, rawan disusupi oleh pihak-pihak yang berkepentingan terjadinya chaos di negeri ini.

Dampak pandemi yang belum sepenuhnya pulih seharusnya disikapi bijaksana. Pemerintah sedang bekerja keras untuk mengembalikan kesehatan ekonominya. 

Banyak sektor terdampak hingga mengakibatkan APBN tersedot untuk penanganan covid-19 yang tidak sedikit bahkan negara lain sampai mengalami inflasi dan defisit. Meskipun tidak sempurna bukan berarti pemerintah tidak bekerja keras, Banyak pekerjaan pemerintah menanti disisa masa berkuasanya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline