"Tidak semudah itu furgoso"
Itu bayangan khayalan tentang betapa tidak mudahnya orang meraih kesuksesan. Begitu juga yang ingin saya ilustrasikan mengenai perjalanan Portugal menuju Piala dunia yang akan di selenggarakan di Qatar.
Negara yang bergelimang bintang ternyata harus menempuh perjalanan berat. Terseok, tidak menang dengan mudah dan terperangkap ke babak Play off bersama negara-negara yang mempunyai tradisi kuat dalam sejarah sepak bola. Italia, Turki, Makedonia Utara. Turki bisa dilibas, Italia terhenti oleh negara yang sebetulnya tidak mempunyai jejak sukses menapak ke perhelatan kejuaraan dunia.
Makedonia Utara memupus harapan Italia melangkah ke Piala Dunia. Padahal negara itu baru saja memenangkan dan merebut piala Eropa, tapi ternyata sial Gli Azzurri (si Biru) harus mengubur impian untuk bisa bertanding di sebuah pesta sepak bola tertinggi di dunia.
Portugal pada akhirnya lolos setelah menang 2-0 atas Makedonia.Dua gol dilesakkan oleh Bruno Fernandes, Satu assist dari Ronaldo dan assit kedua oleh Dioo Jota. Portugal lolos dari lubang jarum dan banyak penggemar lega akhirnya mereka bisa melihat Ronaldo, Messi di Piala Dunia yang mungkin terakhir kali bagi keduanya sebelum pensiun dan gantung sepatu membela negaranya.
Kalau Cristiano Ronaldo masih bisa menyumbang gol maka akan menambah rekor Ronaldo sebagai pencetak gol terbanyak di tingkat nasional. Begitu juga dengan pundi-pndi golnya di semua kompetisi.
Jarang ada pemain yang bisa sekonsisten pria kelahiran Madeira Portugal itu yang bisa tetap bugar di usianya yang sudah 37 tahun. Kebugaran tubuhnya membuat banyak pemain kelas dunia iri, meskipun tidak lagi seproduktif tahun-tahun sebelumnya paling tidak Ronaldo sudah membuktikan bahwa ia masih bisa diandalkan negaranya dan klubnya.
Usia tua dalam sepak bola kadang menjadi bahan cibiran bagi sementara hatters. Mereka yang tidak suka akan membuat banyak istilah untuk Ronaldo, misalnya Pak Tua, Penaldog, Mr, tap --in. dan sejumlah julukan nyinyir lainnya.
Begitu juga yang dialami oleh Lionel Messi, sejak bergabung dengan PSG ia belum menunjukkan kelasnya sebagai bintang dunia, ia tampak kesulitan dengan lingkungan barunya, beda ketika ia masih berada di Barcelona, ia seperti Dewa, pujaan, dan banyak rekor fantastis yang bisa ia toreh.
Setiap bintang pasti akan mengalami masa redub sebelum benar- benar menghilang untuk gantung sepatu. Tetapi dunia mencatat era CR7 dan Messi adalah era di mana sepak bola benar- benar menjadi tontonan nan mendebarkan. Persaingan keduanya untuk mendapatkan yang terbaik sangat dominan lebih dari satu dekade. Mereka saling berebut yang terbaik dan mencetak rekor masing- masing.
Kembali ke Portugal. Negara itu memang tidak pernah absen di Piala Dunia sejak 2002, namun berbeda dengan negara seperti Jerman, Perancis, Spanyol yang tampaknya relatif mudah menembus ajang bergengsi tersebut, perjalanan Selecao Das Quinas sungguh berliku,