Lihat ke Halaman Asli

Ign Joko Dwiatmoko

TERVERIFIKASI

Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Ganjar Pranowo, Tuduhan Pencitraan dan Idealisme Militan Kader Partai

Diperbarui: 15 Januari 2022   16:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kompas.com/Fitriana

Setelah gonjang-ganjing anak presiden Jokowi Gibran dan Kaesang Dilaporkan Ke KPK oleh seorang dosen Universitas Negeri Jakarta. Muncul lagi sosok heboh kader PDIP Temanggung yang mengembalikan bantuan sembako, HP dan mainan anak-anak, karena tidak terima kemiskinannya menjadi obyek pencintraan tokoh politik yang juga gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Fajar Nugroho kader PDIP Temanggung merasa kecolongan setelah tim Ganjar Pranowo menayangkan peristiwa pemberian bantuannya ke YouTube dengan judul "Rumah Reyot Kader PDIP Perjuangan di Tanah Bengkok". Setelah melihat komentar netizen, dan merasa PDIP menjadi bulan-bulanan  komentar Netizen yang julid, harga diri Fajar berontak. Ia mengembalikan bantuan Ganjar Pranowo.

Ia beralasan kalau memberi bantuan tidak usah diekspos, tidak usah dipublikasikan. Istilahnya kalau memberi bantuan harus tulus tidak untuk pencitraan.

"Nek, Ngenehi dengan tangan tengen, tangan kiwone ora usah ndelok."(kalau memberi dengan tangan kanan, tangan kiri tidak usah melihat, atau tidak usah tahu)

 Saya sih menanggapi alasan Fajar ini ya wajar ia emosi karena ketahuan di publik bahwa ternyata orang tidak mampu, rumahnya kurang layak huni dan ia merasa bahwa tidak usah mengekspos kemiskinan untuk tujuan pencitraan politik. Tapi disisi lain merasa aneh, kenapa sebelumnya ketika Gubernur Ganjar datang diterima baik dengan ekspresi gembira menerima bantuan tersebut. Harusnya ia juga sadar bahwa Ganjar datang pasti akan diikuti stafnya dari pemda dan juga tim media sosialnya.

Kenapa ia baru ngeh setelah Youtube nya tayang dan dari YouTube itu muncul komentar beragam. Dari komentar-komentar pedas itu ia merasa dilecehkan sebagai orang miskin sekaligus kader PDIP. Lalu ia kemudian mengembalikan semua bantuan dengan alasan ia tidak mau menerima bantuan untuk pencitraan partai politik.

Ia sendiri kader dan sadar seharusnya seorang anggota atau kader militan tahu bagaimana meningkatkan citranya di mata masyarakat. Era sekarang ini seorang kader partai yang ingin dikenal pasti melakukan berbagai cara untuk menaikkan perolehan suaranya agar dikenal masyarakat.

Di sisi lain memang bisa dimengerti bahwa ia tidak mau kemiskinannya diekspos untuk kepentingan politik. Kemiskinan itu bukan obyek untuk dikasihani, biar miskin asal sombong, biar miskin tapi tetap mempunyai idealisme, biar miskin tapi masih bisa mencari uang tanpa bantuan dari pemerintah setempat. Fajar yang anggota partai militan merasa bahwa Ganjar Pranowo memanfaatkan dirinya untuk pencitraan dan ia tidak mau dimanfaatkan. Ia membantah dimanfaatkan pihak lain dan murni inisiatif diri sendiri.

Sebenarnya saya melihat trik Fajar bisa juga berbau pansos. Tadinya orang menganggap biasa tayangan gubernur Jawa Tengah itu ketika menyambangi kader partainya yang kebetulan miskin dan layak mendapat bantuan. Senyum bahagia tampak dari raut muka di video yang akhirnya menjadi viral itu. Hari selanjutnya kehebohan muncul ketika atas sindiran netizen atau atas permenungan Fajar yang menganggap tayangan Youtube itu seperti mencabik-cabik harga dirinya sebagai kader partai militan.

"Ngono, yo ngono, ning ojo ngono tho, Aku tersinggung mas Bro."

"Lho kenapa, dari polemik viral ini aku jadi terkenal... tapi terkenal miskin."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline