Lihat ke Halaman Asli

Ign Joko Dwiatmoko

TERVERIFIKASI

Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Natal Tidak Jadi Kelabu, Indonesia Menang Meskipun Mengesalkan

Diperbarui: 26 Desember 2021   10:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

kompas.com (Roslan Rahman)

Indonesia melaju ke Final Piala Suzuki AFF 2020 dengan penuh drama setelah menang 4-2 dan agregat 5-3  dari akulumulasi 2 pertandingan yang berlangsung tanggal 22 dan 25 Desember 2021. Kata intinya menegangkan, mengesalkan sekaligus senang luar biasa.

Separuh permainan di pertandingan sepak bola antara Singapura dan Indonesia saya hanya mendengarkan lewat live streaming di Video yang disaksikan anak sulung saya. Tampaknya cukup seru dengan goal pertama dari Ezra Wailan. Selanjutnya saya hanya mendengar komentar dari anak saya yang sering ngomong ngawur ketika pemain Indonesia tidak bisa memanfaatkan bola yang sudah ada di dekat gawang.

Rasanya ada yang kurang dalam skuad Indonesia. Kadang aksi individu sering dibuat pemain Indonesia. Kengototan ingin membuat rekor gol membuat banyak kesempatan dibuang sia-sia. Bahkan ketika Singapura akhirnya menyamakan kedudukan lewat gol pemain Singapura Song Ui-yong.Di babak kedua drama demi drama terjadi banyak kecerobohan yang dilakukan pemain Indonesia di garis pertahanan pelanggaran emosional dan membuat ancaman demi ancaman ke gawang Indonesia. Para pemain bermain kurang tenang, tenaganya juga sudah mulai kedodoran. Beruntung  Singapura bermain dengan 9 orang karena pelanggaran berat dan kemudian di kartu merah.Safuwan Baharudin dan Irfan Fandi dihukum wasit asal

Itupun tidak dimanfaatkan baik oleh pemain Indonesia. Irfan Jaya sering terlihat memaksa diri untuk menggiring bola dan tidak membagi bola dengan pemain Indonesia lainnya. Mungkin Irfan Jaya ngotot ingin membuat banyak gol. Tapi kolektifitas permainan Indonesia memang perlu mendapat banyak masukan. Di barisan belakang begitu kedodoran. Arhan Pratama, Ahmad Irianto, Asnawi Mangkualam terlihat emosional melanggar penyerang Singapura. Bahkan momentum 8 pemain tidak juga bisa dimaksimalkan secara bersih oleh para pemain Indonesia.

Sangat terlihat ketika Indonesia kalah ketinggalan 2-1 tensi tinggi dan bek Indonesia banyak melakukan kesalahan tidak perlu. Gol Singapura yang membuat kedudukan unggul sementara Singapura atas Indonesia di menit ke 74 juga akibat tekel yang tidak perlu. Dari tendangan bebas pemain Singapura Shahdan Sulaiman dapat membuat gol cantik yang susah ditepis oleh Nadeo Argawinata. Situasi menjadi rumit, beruntung, Arhan Pratama dapat menceploskan gawang untuk menyamakan kedudukan. Tetapi yang mengesalkan Indonesia malah bermain ceroboh, hingga sering kali gawang Nadeo mengalami kemelut. Di pertandingan kali ini acungan jempol untuk kegemilangan kiper Singapura yang dapat memblok lebih dari 10 tendangan on target. Kalau menang dipastikan Hassan Sunny adalah Man of the Match untuk pertandingan tanggal 25 Desember 2021.

Sampai akhirnya Hassan Sunny kena kartu merah di menit-menit akhir karena sengaja memotong pergerakan pemain Indonesia.  Pemain Singapura pun tinggal menyisakan 8 pemain. Fungsi kiper dipercayakan bek Singapura Ikhsan Fandi. Dia dapat menangkap salah satu tendangan yang mengarah ke gawang singapura hingga akhirnya peluit berakhir dan kedudukan menjadi 4-2 untuk kemenangan Indonesia.

Melihat permainan yang diperlihatkan tim di bawah asuhan Shin Tae-yong, rasanya pesimis bisa menang di pertandingan final yang lawannya baru diketahui malam nanti. Semoga saja pelatih yang pernah menukangi tim nasional Korsel ini dapat meracik permainan dan taktik yang membuat Indonesia unggul di final. Kalau kualitasnya masih seperti yang diperlihatkan di leg kedua melawan Singapura itu dipastikan Indonesia menghadapi masalah berat.

Masih banyak pemain yang egois terlalu ambisi membuat gol. Padahal seharusnya taktik kerja sama tim diperlukan untuk mengecoh kiper sekelas Hassan Sunny.

Shin Tae-yong harus keras pada para pemain agar bisa bermain lebih tenang. Sebab yang dihadapi adalah Vietnam atau Thailand yang ancamannya jauh lebih besar dari Singapura. Beruntung Dewi Fortuna masih menaungi Indonesia. Berkat penyelamatan gemilang Nadeo Argawinata di injury time babak kedua  maka Indonesia lolos dari lubang jarum. Sebagai penonton kaki serasa lemas ketika Arhan Pratama melanggar pemain Indonesia di kotak pinalti. Dalam hati habis sudah perjuangan Indonesia. Hampir saja tidak mau menonton lagi karena jika gol melesak ke gawang Indonesia maka khan menang menipis dan hampir mustahil. Beruntung sekali lagi beruntung gawang tidak jadi dibobol Faris Ramli dan di babak perpanjangan waktu Indonesia bisa menambah gol melalui gol bunuh diri Shawal Anuar dan tendangan Eggy Maulana Vikri.

Kalau bicara taktik sebagai penikmat bola bingung dengan strategi Shin Tae-yong. Masih bingung mengapa Evan Diman tidak diturunkan dari awal. Berkat akurasi operan Evan Dimas rasanya tenang Indonesia bisa memainkan bolanya, tapi mungkin saja pelatih asal Korea Selatan itu punya pemikiran sendiri. Nah di final nanti semoga permainan Indonesia lebih rapi. Berharap lebih Indonesia bisa pecah telor bukan hanya nyaris menang saja namun akhirnya kalah lagi, sama seperti Piala Thomas yang akhirnya kembali ke Indonesia. Jika bisa menang alangkah berbahagianya Indonesia bisa menyandingkan Piala Thomas dan Piala AFF. Itu baru angan perlu perjuangan berat untuk mewujudkannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline