Lihat ke Halaman Asli

Ign Joko Dwiatmoko

TERVERIFIKASI

Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Asyiknya Menonton Bulu Tangkis Sambil "Teriak"

Diperbarui: 28 Oktober 2022   18:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

teriakan,Sebuah Ekspresi kemenangan (cnnindosia.com)

Kalau nobar bulu tangkis di televisi, apalagi melihat pemain jagoan lagi bermain, apakah para pembaca cuma diam tanpa teriak- teriak. Kalau anda tipe tanpa ekspresi saat nonton pertandingan berarti jangan - jangan termasuk pribadi yang langka karena bisa mengelola emosi demikian hebatnya. Kalau saya jika menonton bulu tangkis apalagi kemarin saat Antony Sinisuka Ginting melawan Ander Antonsen, rasa gemas, penasaran,galau, deg- degan bercampur menjadi satu. Saat akhirnya Ginting bisa mengecoh Antonsen dan point bertambah emosi meluap - luap hingga spontan teriak. Indonesia, Indonesia jeng jeng jeng jeeeng. Siapa kita! Indonesia.

Benar- benar heboh parah suasana rumah, karena teriakan dari istri dan anak saya. Keseruan permainan yang diperlihatkan Antoni Ginting dengan daya juang luar biasa dan taktik cerdasnya benar- benar membikin emosi membuncah. 

Apalagi saat Antony Ginting mulai mendilay dan membuat Antonsen kewalahan dengan lop panjang pendek, drop shot smes menyilang dan permainan net tipis, benar benar membuat hasrat teriak tidak terbendung. Saat point kritis, menjelang game point apalagi, jantung berdegup cepat, harap- harap cemas, kalau akhirnya skor tersusul.

Puncak kepuasan pasti muncul ketika akhirnya Ginting bisa mengatasi permainan alot Antonsen hingga akhirnya Ginting bisa melangkah menuju semi final. Hal yang sama saat melihat permainan Gresia Polii dan Aprilia yang top luar biasa semangatnya untuk menyudahi perlawanan pemain ganda Korea Selatan Lee Sohee /shin Seungchan yang terkenal ulet. Kalau saja saat ini saya menonton dari stadion dan sedang melihat langsung perjuangan para pemain bulu tangkis kesayangan sedang bermain pasti lebih heboh lagi.

Benarkah pembaca merasakan emosi yang sama saat menyaksikan pertandingan tersebut. Yang lebih heboh lagi ketika hampir seluruh gang ( kota dengan padat penduduk ) dari rumah ke rumah juga sedang melotot menyaksikan pertandingan langsung dari layar televisi. Saat jagoan tengah berjuang mati -- matian para penonton televisi ikut tegang. Rasanya ingin membantu memberi semangat para pemain ketika sedang tertekan. Ingin berteriak agar pemain fokus, dan memperkuat mental.

JIka ada dari pembaca yang demen bulu tangkis, anda munafik jika tidak berteriak- teriak, apalagi ada keluarga, ada teman, ada komunitas yang sama- sama gemar menonton bulu tangkis atau olah raga lainnya. Ekspresi penonton  amat menggemaskan, bisa lebih gila, dengan melompat- lompat seperti orang kesurupan saat akhirnya pemain yang didukungnya menang.

Di Olimpiade  2020 yang berlangsung di bulan Juli sampai Agustus, bulu tangkis adalah salah satu harapan Indonesia yang diharapkan bisa mendulang medali, sayang sampai saya menulis tulisan ini satu persatu pemain rontok. The Minion yang diharapkan bisa melangkah jauh malah sudah terhenti di babak 16 besar mereka kalah dengan Pemain ganda Malaysia hasil polesan Flandi Limpele pelatih asal Indonesia. 

Aaron Chia/Soh Woi Yik  memang pemain dengan pemain berkarakter cepat, tangguh, alot dan sering bisa bertahan ditengah gempuran pemain Indonesia  Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan . Padahal sebetulnya Aksan sudah memimpin di babak pertama, namun harus mengakui kekalahan pemain ganda Malaysia dan gagal meraih perunggu Olimpiade Tokyo 2020.

Saat selesai menonton ada perasaan tidak enak juga dengan tetangga jangan- jangan teriakan- teriakan saat menonton pertandingan mengganggu mereka. Sepanjang pertandingan spontan teriak yes. Yaaa Ayo Ginting, Ayo Gresia. Ayo Indonesia kamu bisa terus berkumandang. Rasa bangga membuncah saat akhirnya pemain yang didukung menang, keharuan, air mata bisa tiba- tiba menetes saking gembira, tetapi juga akan merasa sedih saat akhirnya pemain yang didukungnya kalah menyakitkan dengan skor hanya tipis saja.

Namun kadang, ketika dari awal sudah merasa bahwa yang didukungnya berat menghadapi permainan hebat lawannya perasaan pasrah tampak. Rasanya kurang semangat untuk berteriak lagi karena suasana hati sudah bisa menebak bahwa pemain yang didukung akan sulit menang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline