Lihat ke Halaman Asli

Ign Joko Dwiatmoko

TERVERIFIKASI

Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Di Sungai Pabelan Kenangan Masa kecil Itu Muncul "Bikin Baper"

Diperbarui: 26 Juli 2021   20:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sungai Pabelan kini yang sering dikeruk pasirnya (Foto Joko Dwiatmoko)

Seberapa kenal para pembaca dengan sungai yang menjadi rantai kehidupan masyarakat baik di kota maupun di desa.

Kalau pembaca hidup di Jawa, sekitar pegunungan, lembah ngarai yang airnya datang dari gunung biasanya air tidak pernah surut, atau mengering.

Di musim kemarau air jernih dan bening, dan di musim hujan air berlebih sehingga sering menimbulkan banjir di alur sungainya.

Terus terang desa saya berada di lembah antara gunung Merapi dan Merbabu tepatnya di Krogowanan, Sawangan Magelang Jawa Tengah. Air mengalir dari beberapa sungai seperti sungai Apu, Sungai tringsing lalu menyatu menjadi sungai Pabelan yang mengalir sampai ketemu sungai yang lebih besar yaitu sungai Progo di dekat Borobudur.

aliran sungai dan air terjun Kedung kayang sungai Pabelan mendapatkan alirannya(Kompasiana.Ign Joko Dwiatmoko)

Sungai Pabelan telah menjadi nadi pertanian, menghidupi banyak petani yang menggantungkan hidupnya dari bercocok tanam. Dari sungai pabelan, dialirkan ke irigasi, untuk menjangkau sawah yang berada di atas sungai.

Saat banjir bandang, irigasi dimatikan untuk mencegah banjir masuk ke desa, di buka lagi saat airnya sudah surut, dari irigasi disalurkan lagi ke kalen, yang kalau di kota di sebut parit. Dari parit itu kemudian dipecah lagi untuk dibagi rata ke sawah-sawah petani.

Rumah masa kecil saya berada tepat di pinggir irigasi, dan di sebelah Timur rumah dilewati air dari cabang irigasi.

Di tempat kami, sungai kecil dinamakan kalen, yang lebih besar sedikit disebut rigasi atau irigasi.

Sedangkan sungai Pabelan atau mbelan di sebut kali belan. Di sekitar 35 tahun lalu ( ternyata sudah tua ya ) saya sering berenang di sungai Pabelan.

samping rumah yang keruh saat hujan datang dan penambangan pasir yang marak (Foto Joko Dwatmoko )

Bersama teman-teman kami mengumpulkan batu yang terserak baik di pinggir maupun di tengah sungai. Di tata dan dijadikan kolam. Lalu dengan bahagianya menyelam dan berenang di air yang sangat jernih jika tidak ada hujan. Batu-batu sebesar kerbau banyak tidak terbilang jumlahnya dari mulai gerojogan di sebelah selatan dusun Tlatar, Krogowanan kecamatan Sawangan atau sebelah Utara desa Padasuka kecamatan Dukun. Magelang.

Di sepanjang tepian sawah, sawah hijau tercetak, dan di tepi sungai para petani banyak menanam sayuran jembak ( slada air ). Padi padi yang tumbuh sekitar lembah sungai Pabelan sangat enak rasa nasinya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline