Gairah, asmara, cinta, seksualitas emosi berhimpitan erat dengan manusia. Kebutuhan biologis, kebanggaan diri, dan sisi menarik dari tubuh manusia akan menjadi tantangan besar manusia untuk bisa memberi pelajaran bijak pada manusia. Terkadang manusia lupa saking asyiknya, saking kagumnya pada diri sendiri sampai merelakan tubuhnya dilihat, dinikmati dan menjadi sumber gairah bagi hubungan manusia lain yang tengah krisis. Dari pamer tubuh itu muncul stigma, muncul hujatan, muncul sisi kelam manusia yang harusnya bisa disimpan rapat - rapat agar tidak melukai moral dan nalar manusia.
Tapi berbaju dan ketelanjangan itu kadang beda tipis. Zaman ketika manusia belum mengenal dosa mana terpikirkan gairah laki - laki melihat ketelanjangan perempuan begitu sebaliknya. Dan dikehidupan hewan, gairah seksual, hubungan seksual beda jenis itu wajar, sangat wajar itu sebuah kebutuhan dari dua kutub untuk menyatukan rasa, menghubungkan positif dan negatifnya dan untuk berkembang biak.
Apa menariknya sebab jantan dan betina memang harus menyatupadukan rasa dengan menyambungkan organ sexual mereka untuk menghasilkan telur atau benih janin perkembangbiakan.
Kasus Gisel di Era Digital
Namun di era perkembangan manusia setelah mengenal dosa, ketelanjangan dan hubungan yang diekspos itu adalah sebuah aib, itu sebuah dosa dan hukumannya berat. Padahal ketika dibilik tersembunyi gairah manusia sepurba gairah makhluk lain yang tidak akan mendapat hukuman hanya dengan melakukan hubungan badan di tempat umum, ayo siapa yang akan menghukum ayam atau anjing yang melakukan hubungan badan di tempat terbuka.
Beda dengan manusia yang akan menjadi sangat heboh jika berani berhubungan badan di tempat umum, apalagi dengan tidak melalui lembaga pernikahan resmi, atau dikatakan selingkuh. Lebih - lebih yang melakukan itu adalah orang terkenal, selebritis, pemuka agama, tokoh politik. Padahal di kamar pribadi setiap manusia pasti punya gairah sama untuk menyalurkan hasrat yang memang diberikan pada manusia untuk berkembang biak.
Kasus Gisel yang video pribadinya saat melakukan hubungan badan dengan Nobu bocor di media sosial, membuat bermacam reaksi. Yang merasa tidak pernah melakukan "dosa" seperti itu terutama netizen pastilah menyalurkan bakatnya untuk memaki, membuli dan menghakiminya dengan kata - kata yang menyakitkan, sengak dan jorok.
Berondongan kata- kata yang memerahkan telinga korban dan kemudian jadi tersangka Gisel tentu membuat Gisel seperti tidak punya muka lagi, seakan - akan melayang menapaki bumi melihat kenyataan semua mata melotot menelusuri lekuk tubuh Gisel ( yang memang harus diakui ia punya tubuh nyaris sempurna ). Salah satu sisi menarik manusia adalah bentuk tubuhnya, proporsinya, wajahnya apalagi bisa melihat keseluruhan lekuk tubuhnya.
Saya yakin setiap laki - laki akan mengangguk - angguk melihat keindahan tampilan badan Gisel (jangan munafik, pasti ingin mengulang dan mengulang melihatnya ). Namun di sisi lain dengan garang manusia tetap harus memperlihatkan sisi garangnya dengan menuliskan kata- kata hujatan, kata- kata bulian yang membuat siapapun yang apes terkena kasus seperti itu seperti ingin ke lain dimensi atau menutup segala berita tentangnya.
Bisa dibayangkan bahwa ketika Gisel berjalan di tempat umum semua mata ingin memandanginya bulat - bulat. Ada yang kasihan, ada yang jijik, ada yang sinis, ada pula yang penasaran bagaimana sih aslinya hehehe.