Lihat ke Halaman Asli

Ign Joko Dwiatmoko

TERVERIFIKASI

Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Pelajaran Menulis dan Kesiapan Mental Seorang Penulis

Diperbarui: 2 Juli 2020   16:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sutterstock/hellosehat.com)

Apakah manfaat kelas menulis sangat signifikan untuk meningkatkan kemampuan menulis? Sekarang marak di media internet kelas menulis. Ada penugasan dan ada kewajiban untuk mempublish entah di platform blog maupun  di kirim ke media massa semacam koran dan majalah setelah mengikuti pelajaran lewat media online.

Apa sih sebenarnya pelajaran menulis? Mencetak penulis atau hanya mendorong masyarakat melek literasi. Di kelas online dibagikan langkah -- langkah menulis secara teoritis, juga diberi trik trik agar tidak macet ditengah - tengah proses menulis. Para mentor mengenalkan tentang pembuatan outline, membuat tulisan apapun yang penting menulis, atau menjauhkan diri dengan keluarga,teman, sahabat karena waktu kita banyak habis untuk kegiatan menulis dan membaca.

Pelatihan membuka mata, memberi motivasi, memberi peluang dan jalan menjadi penulis, tetapi apakah bermanfaat menjadikan satu -- satunya jalan sukses menulis. Yang terpenting  konsistensi menulis itu yang utama. 

Banyak karyawan, guru, pegawai, menulis karena ada tuntutan kerja, tuntutan mendapat sertifikat, mendapatkan pengalaman menulis. Aktifitas menulis hanya didasarkan karena akan mendapatkan sertifikat, pengakuan bahwa ia telah mengikuti kelas menulis.

Kalau saya maaf, kelas menulis tidak terlalu penting, yang terpenting adalah sebagai seorang yang hobi menulis yang utama dan terutama adalah praktek menulis itu sendiri, yang kedua sering membaca dan membuka mata terhadap fakta- fakta di lingkungan sekitar, ada keingintahuan untuk mendapatkan informasi yang memberi nilai tambah seorang penulis.

Memang tidak harus setuju sama saya. Di lingkungan pekerjaan saya webinar, kiat- kita menulis RPP, kiat kiat membuat video pembelajaran, menjadi Guru Inovatif dan Kreatif, mengenal New Generation, dan bla ,bla, bla  lainnya penuh di otak dan wajib diikuti. Banyak yang ingin memberi masukan, otakpun penuh dengan titipan pengetahuan.

Seandainya saya adalah narasumber kelas penulisan, saya hanya akan mengatakan teori - teori menulis itu gombal. Banyak buku yang menuliskan kiat -- kiat dari menulis karya ilmiah, penulisan opini, feature, Puisi, Cerpen, Fiksi (novel, komik). Kunci utama menulis adalah aksi. Lupakan teori saat menulis, menulis saja, apalagi menulis fiksi. Yang harus dilakukan bagi pemula adalah menyiapkan outline nya garis besarnya saja supaya ada peta menulis agar tidak melebar.

Teori itu mengikuti, sambil praktik pelan -- pelan tulisan -- tulisan yang sudah dihasilkan di koreksi lagi, ditelaah dan diperbaiki dalam tahap pengeditan. 

Jika saat menulis penuh dengan teori maka bukan hasil yang diharapkan tetapi rasa muak, capek, lelah, pusing memikirkan bagaimana jika salah, jika ternyata tidak sesuai dengan kaidah bahasa dan penulisan yang benar,tidak berkenan di hadapan pembaca, itu yang membuat seorang penulis merasa mentok akhirnya mengalami kebuntuan atau istilah asingnya Writer's block.

Salah satu kunci sukses menulis adalah keberanian, kesabaran, konsistensi dan kesiapan menerima kritikan dan masukan dari hasil karya yang telah menjadi milik publik (terpublish). Tidak usah takut dikritik, tidak usah malu mengakui masih ada beberapa kesalahan dalam tulisan yang kita hasilkan.

Pelajaran menulis lainnya yang perlu dicamkan adalah jangan pernah berpikir untuk menjadi plagiat. Kalaupun menyertakan referensi dan beberapa cuplikan materi harus disebutkan sumbernya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline