Pernahkah mengalami masa jenuh dalam menulis. Ada kemalasan amat sangat ketika menatap laptop atau buku tulis tanpa sejumlah ide. Rasanya pikiran kosong dan banyak tema- tema saat ini dalam tahab membosankan. Yang terutama adalah masalah Korona, wabah yang tidak tahu sampai kapan selesainya.
Di rumah dengan aktifitas yang itu itu saja. Makan, tidur, buka laptop, buka buku, mengerjakan tugas harian rumah tangga, capek duduk membaca , sedikit melakukan pemanasan badan, lapar, makan lagi, mengoreksi tugas kerjaan yang dikerjakan di rumah, nonton tivi dan tidur lagi.
Ini saya sebut masa jenuh menulis. Saking jenuhnya maka saya menuliskan judul ini agar ketemu kembali semangat menulis . Kerinduan pertama adalah kapan situasi menjadi normal sehingga saya bisa mencari ide menulis di luar. Jalan -- jalan di taman, sesekali pergi ke luar kota menghirup alam terbuka, menyusur kebun teh atau masuk di kawasan taman nasional.
Dengan melakukan jalan- jalan ke tempat terbuka oksigen yang ada dalam tubuh mendapat pembaharuan. Ketika kejenuhan terobati maka ide -- ide segar datang dengan sendirinya.
Kerinduan kedua adalah bertemu dengan teman -- teman di tempat kerja, bercanda dan saling menyapa serta kembali melakukan aktifitas lama yaitu mengusili teman -- teman.
Pertemuan dengan teman teman kantor secara langsung mengobati rasa jenuh dengan rutinitas harian hingga menyebabkan otak sangat capek dan kadang malah sering emosional. Emosi yang terpendam itu membuat kemauan menulis melambat dan berpengaruh pada ide yang garing, kering dan kurang kreatifitas.
Kerinduan ketiga adalah kebebasan menikmati transportasi publik tanpa takut akan ancaman virus yang menyebabkan rasa parno, jangan -- jangan tertular penyakit mengerikan dari aktifitas di luar rumah. Kebebasan menikmati perjalanan tanpa rasa cemas itu membuat berbagai ide segar muncul. Jenuh bisa jadi milik siapa saja.
Di masa pandemi COVID - 19 ini tidak ada orang yang merasa tidak jenuh. Kehidupan normal pasti amat dirindukan. Semua orang akan merasa kangen dengan aktifitas sehari -- hari yang penuh tantangan.
Meskipun begitu ada beberapa keuntungan dari adanya isolasi di rumah. Kebersamaan, kerjasama, masa kumpul -- kumpul bersama keluarga menjadi lebih banyak. Kalau sebelumnya orang tua sangat sibuk di luar.
Berangkat pagi pulang malam. Jarang terjadi komunikasi antara orang tua dan anak, jarang ada kesempatan masak, atau bersih -- bersih rumah dan berjemur bareng.
Sambil berjemur anak dan orang tua saling berdiskusi, saat berjemur muncul keakraban yang sebelumnya jarang terealisasi karena pekerjaan orang tua menyita banyak waktu efektif saat bersama keluarga.