Lihat ke Halaman Asli

Ign Joko Dwiatmoko

TERVERIFIKASI

Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Semakin Berat Beban Jokowi Akibat Penumpang Gelap "Si Raja Tega"

Diperbarui: 27 Maret 2020   22:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ternate.tribunnews.com

Kalau boleh memilih Jokowi mungkin akan memilih menjadi pengusaha daripada memimpin negeri yang penuh masalah ini. Kalau boleh memilih Jokowi mungkin lebih senang momong cucu daripada menanggung beban persoalan negara yang bejibun. 

Tetapi ia sudah diberi amanat untuk menjadi presiden, diberi tanggungjawab untuk memikul persoalan negara dengan penuh dedikasi. Jokowi pasti tidak mau lepas tangan. 

Ia terus memberi contoh dengan kerja nyata, memberi contoh untuk selalu optimis, memberi contoh untuk sabar menerima cacian seberapa menyakitkannya. Bahkan ia tetap harus tersenyum menyaksikan orang sekitarnya yang sebenarnya hanya memanfaatkan situasi untuk meraih lompatan tinggi kekuasaannya. Mereka bekerja ada maunya, ada target politik, ada hitung- hitungan untung ruginya.

Partai partai pasti tidak mau gratisan. Harus ada imbal balik. Wajah mereka memang seakan terlihat sebagai pengabdi, pelayan masyarakat. Tetapi dari tes virus Corona tampak banyak muka- muka penuh kepura- puraan. 

Di depan "nggah -- nggih", dibelakang merencanakan mobilisasi kekuasaan, mencoba mengusik ketenangan dan melakukan safari politik untuk transisi kekuasaan selanjutnya.

Jokowi duduk di kursi yang penuh jebakan. Ia harus tenang meskipun kenyataan goyangan untuk kursinya semakin masif. Datang dari musuh, datang dari rekanan, datang dari pejabat bawahannya dan juga teman- teman dekatnya yang pura- pura baik. 

Dalam dunia politik tidak ada teman sejati, tidak ada sahabat yang datang kala duka dan nestapa. Sahabat, teman datang hanya saat butuh dirangkul, untuk diajak sebagai kolega, rekan bisnis atau menjadi bagian dari kekuasaan.

Rekan partai yang dulu sangat royal dan setia, yang ke mana- mana selalu dibelakangnya, mengkampanyekan tentang dia satu persatu menghilang. 

Mereka mulai sibuk membangun koalisi, bahkan bisa jadi menghalangi beberapa kebijakan yang akan merugikan partai politik. Bahkan mereka akan mati- matian menutup akses yang memungkinkan koruptor dihukum berat, para pecundang, dibuang jauh -- jauh dan mulai memakai topeng agar borok di mukanya tertutupi dan ia ikut lagi dalam kontestasi kekuasaan.

Banyak penumpang gelap yang membuat Jokowi terlihat bekerja sendiri. Ia pontang- panting sendiri bekerja sementara banyak  menterinya hanya mengandalkan kegesitan pemimpinnya. 

Hanya beberapa yang benar- benar bekerja tulus untuk negara. Mau berdarah- darah demi kemajuan bangsa. Lainnya adalah para peragu yang hanya cepat bergerak ketika dipecut dan dipaksa kerja. Mereka seperti tertatih- tatih atau bahkan terbirit- birit melihat cara kerja Pak Jokowi yang gila kerja.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline