Lihat ke Halaman Asli

Ign Joko Dwiatmoko

TERVERIFIKASI

Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Penulis dan Daya Khayalnya

Diperbarui: 12 Oktober 2019   10:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

foto dan ilustrasi: pixabay.com

Di selasar pagi ini berteman Es teh dan Siomay dari Bang Parto aku duduk. Terdiam untuk tidak berkata apapun selain mengembarakan daya khayal. Menjadi penulis, menjadi perangkai kata mesti harus gigih mencari ide tidak biasa. Kalau tidak akan tergusur oleh waktu dan zaman. 

Kalau ingin berkenalan dengan dunia dan mengembara ke tiap -- tiap sudut dunia penulis perlu menangkap khayalan untuk menjadi senjata dan sihir bagi orang- orang yang haus kata dan bacaan.

Penting sebab suatu saat akan ada kesempatan penulis untuk memperkenalkan diri, membuat testimoni betapa berdarah- darahnya ia sepanjang hari untuk menjaring kata. Betapa susah awal mula ketika ia mencoba merangkai huruf dari satu kalimat ke kalimat yang lain, paragraf satu ke paragraf selanjutnya.

Penulis dengan tumpukan pengetahuan di otak dan segumpal khayalan yang berlelehan siap memukau pembaca dengan aneka cerita yang sebetulnya sudah pernah dirasakan pembaca tetapi mampu dibuat cerita oleh penulis dan pengarang, sehingga pembaca seperti ikut merasakan gelegak pengalaman pengarang.

Penulis selalu mempunyai daya khayal. Ia terlatih mewujudkan khayalan itu untuk diceritakan lewat bahasa sastra tulis. Khayalan itu mempunyai jangkauan tidak terbatas dan yang tidak terbatas itulah yang ingin diarungi penulis.

Jika seorang penulis profesional ia memang akan selalu mengandalkan kata untuk menyambung hidup. Ia harus total menjadi penyair, cerpenis, essais atau jurnalis. Karena kata itu yang menjadi andalannya ia mesti menggebu- gebu menulis, tidak bisa santai atau tergantung mood.  

Kalau hanya tergantung mood itu seperti seniman gendeng yang sangat idealis menjadi seniman. Jika hatinya sedang enjoy ia bisa melukis berjam- jam, berhari- hari. Tetapi bila tidak mood mau sebulan setahun ia akan bengong- bengong saja seperti tanpa pekerjaan.

Penulis profesional harus berani memasang target agar tulisan- tulisannya tetap tercipta dan ia mengandalkannya karena jika ia mandeg tabungan rejekinya pun tersumbat. Ia(penulis) berusaha memasuki lorong- lorong waktu, menjemput ilham yang kadang berlarian menjauh ketika dikejar dan mendekat bila sedang tidak berhasrat.

Lihat pohon beringin yang bergoyangan diterpa angin ribut, ia seperti melihat gadis cantik yang pernah dikenalnya sewaktu muncul cinta pertamanya. Ia menemukan kata- kata cinta, syair- syair melankolis yang sempat membuat ia patah hati gara- gara ditolak calon kekasihnya. 

Jika ditolak apakah langsung menyerah. Dalam daya khayalnya ia tidak pernah menyerah tetapi kenyataanya ia paranoid  dan tidak ingin mengulangi kejadian ketika ia patah hati,  karena penolakan yang membuat ia seperti ingin mengakhiri hidupnya. Ia bahkan merasakan apa yang diderita Joker. 

Menjadi jahat karena ada rasa kekecewaan ketika ia menjadi orang baik. Sudah baik tapi tidak diterima dan dicurigai hanya settingan, hanya rekayasa. Bagaimana tidak gondok ia sudah mengorbankan perasaan, waktu dan tenaga untuk berbuat baik. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline