Lihat ke Halaman Asli

Ign Joko Dwiatmoko

TERVERIFIKASI

Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Polisi Juga Manusia Anak Muda! Tidak Perlu Memancing Emosinya!

Diperbarui: 26 September 2019   11:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar Kompas.com

Penulis tidak sedang membahas demo dari sudut pandang mahasiswa, pelajar dan orang- orang yang beberapa hari ini turun ke jalan. Sebagai warga Jakarta ikut merasa prihatin dengan maraknya demonstrasi yang berdampak ekonomi, berdampak buruk terhadap perilaku kaum muda dan mirisnya lagi pelajar SMK ikut turun ke jalan membawa gir, rante alat- alat untuk merusak fasilitas umum. 

Lebih tercekat lagi ketika mobil ambulan digunakan untuk logistik pengangkut batu untuk melempari petugas dan merusak fasilitas umum. Hebohnya lagi ambulan milik pemda DKI yang dipakai untuk logistik demo. Ahaay sungguh luar biasa negeri ini.

Situasi demo akan penuh semangat saat pagi hari, menjelang siang ketika terik mulai membakar maka mulai muncul tekanan lebih besar dan akan semakin ambyar emosinya saat senja. 

Bukan hanya demonstran polisi dan aparatpun pasti mulai kehilangan kesabaran dan biasanya kemarahan mudah meledak jika ada sumbunya terutama dari olok- olok demonstran. Penulis bisa merasakan karena pernah mengikuti demonstrasi di Gejayan waktu itu tanggal 8 Mei 1998. 

Mahasiswa dan mahasiswi bergantian memanas -- manasi petugas dengan kata- kata dan rayuan. Mereka polisi dan tentara pengendali massa rata- rata umurnya sama dengan mahasiswa.

Polisi juga manusia yang bisa marah, bisa kesal dan bisa "ngamuk" bila dihina- hina. Itu yang terjadi saat demontrasi. Beragamnya latar belakang demonstran memungkinkan munculnya provokator yang sengaja memanaskan situasi. 

Orasinya mungkin masih wajar, tetapi teriakan- teriakan provokatif bisa membuat demonstran yang sebelumnya anteng, kalem menjadi beringas seperti kerasukan setan. Apa saja menjadi sasaran. 

Akhirnya ketika emosi tidak terkendali apapun dengan entengnya dirusak. Entah tiang lampu di jalanan, gedung, mobil, motor bisa menjadi sasaran amuk ketika demonstrasi masuk dalam fase  "kelelahan".

Jangan dikira polisi, pasukan pengendali massa tidak lelah, mereka lebih lelah dan semakin lelah ketika caci maki sampai ke kupingnya. Stop bicara 

HAM dahulu kepada yang terhormat aktivis HAM dan LSM, polisi juga manusia, mereka juga berhak mendapat perhatian karena sebagai manusia juga mempunyai hak- hak yang dihargai sebagai manusia. Polisi, Pasukan Dalmas juga bisa stres, bahkan bisa gila menghadapi tekanan massa yang beragam.

Apakah para pejuang HAM pernah berpikir bagaimana jika anda menjadi tentara, menjadi polisi huru hara, pasukan pengendali massa? Maka agak aneh hari- hari ini jika ada entah mereka yang berlindung terhadap HAM mengecam aparat yang main pukul demonstran.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline