Mengapa PB Djarum ngambeg, Karena ulah KPAI? bagaimana PB Djarum sampai memutuskan tidak lagi membuat audisi untuk pembibitan atlit bulu tangkis? Karena terjadinya miss komunikasi antara keduanya. Lalu mengapa menjadi ramai karena permasalahan ini sudah masuk ranah diskusi publik dan lebih membara lagi karena banyak pihak ikut berkomentar, termasuk media sosial.
Bagaimana seharusnya meredakan polemik yang membelah pendapat publik, menurut penulis ya mereka harus bertemu untuk menghentikan polemik dan menemukan titik temunya. Jangan biarkan masalah liar berkembang dan digoreng media sosial karena akan menimbulkan kegaduhan.
Dalam beberapa berita baik di media mainstream maupun media sosial, sumber permasalahan antara KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) dan PB Djarum adalah teguran dari KPAI tentang eksploitasi anak untuk pembibitan atlit Bulu tangkis.
Siapa Yang Salah PB Djarum atau KPAI
Lantas bagaimana harus bersikap, ikut membuli KPAI yang seperti siang- siang bolong ingin menjadi lembaga yang menyelamatkan nasib anak- anak dari pemanfaatan anak untuk iklan terselubung rokok, atau sebenarnya ingin membela diam- diam PB Djarum karena bagaimanapun pembinaan dan pembinaan atlit selama berpuluh- puluh tahun menghasilkan atlet berprestasi yang bisa berbicara di dunia internasional.
Polemik PB Djarum dan KPAI menjadi dilematis karena satu sisi KPAI ingin memberi kesempatan anak -- anak bebas dari pengaruh politik, bebas dari eksploitasi iklan dan menjauhkan dari pelecehan- pelecehan.
Namun pendekatan dan cara- cara yang dilakukan KPAI seringkali lebih karena unsur- unsur politisasi Lembaga Swadaya Masyarakat dan campur tangan agama yang mencampuradukkan urusan HAM dengan politik dan ditambah dengan agresifnya media sosial yang menggoreng masalah kecil menjadi besar.
Dalam dunia olah raga sudah biasa masalah sponsorhip. Untuk menjalankan kegiatan misalnya audisi entah artis atau bulu tangkis dan olah raga lain butuh dana besar dan sponsor yang secara profesional membiayai jalannya audisi. Dan setiap perusahaan pasti butuh publikasi dan publikasi bisa berupa banner, kaos dan atau piala yang mencantumkan nama sponsorshipnya.
Nah polemik KPAI dan PB Djarum muncul ketika KPAI memasalahkan penyertaan PB Djarum dalam setiap kaos anak yang mengikuti audisi. Menurut sudut pandang KPAI itu melanggar hak anak karena brand Djarum pasti adalah rokok. Persepsi anak akan tergiring pada produk rokok dan ini melanggar undang- undang.
Yayasan Lentera mengatakan "(dari) pemantauan yang dilakukan yayasan Lentera Anak sejak 2015 sampai 2018 panitia mengharuskan anak- anak peserta audisi mengenakan kaos dengan tulisan Djarum yang merupakan brand image perusahaan tembakau"
PB Djarum mempunyai sudut pandang berbeda Senior Manager Program Bakti Olah Raga Djarum Foundation , Budi Darmawan menyebut bahwa PB Djarum berbeda dan tidak berkaitan dengan perusahaan rokok (sumber berita tirto.id). Karena sudut pandang berbeda itu dan saling ngotot akhirnya PB Djarum seperti tersengat dan tersayatdan memutuskan tidak lagi menggelar audisi terhitung 2020.