Lihat ke Halaman Asli

Ign Joko Dwiatmoko

TERVERIFIKASI

Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Agama, Radikalisme, dan Manusia Unggul

Diperbarui: 17 Agustus 2019   16:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

lukisan Poster Pop art Karya bersama siswa SMPK 2 Penabur Jakarta dan penulis (foto oleh Mulyono/Joko dwiatmoko)

Soal bela negara dan menjaga keutuhan bangsa boleh dong setiap pribadi berpikiran radikal. Dalam artian setiap pribadi akan membela mati- matian mempertahankan keutuhan bangsa dan menjaga keragaman bangsa Indonesia.

Keragaman Itu Anugerah 

Indonesia yang beragam adalah sebuah anugerah. Negara dengan banyak pulau, suku bangsa, etnis, bahasa dan ragam kebudayaan tidak boleh diseragamkan hanya karena segelintir orang yang mengarahkan menjadi negara agama. Apalagi memaksakan kehendak untuk mengikuti budaya "luar negeri" yang tidak mentoleransi keragaman.

Indonesia itu negara yang berbudaya, dalam prinsip berbudaya pasti menghargai setiap kreatifitas. Setiap pribadi berhak dan wajib menjalankan ibadah dan agama menurut kepercayaan masing- masing, tetapi tidak boleh memaksakan kehendak atas nama agama. Agama adalah pertanggungjawaban pribadi. Karakter orang beragama  menghargai dan mengimplementasikan kejujuran dan kebaikan. Kebaikan itu bukan hanya untuk saudara yang kebetulan beragama sama, tetapi lintas agama. Lintas suku, lintas generasi dan lintas ideologi.

Boleh berdebat, boleh mengkritik, tetapi tidak boleh menyerang pribadi. Boleh memberi saran dan mengoreksi kekurangan tetapi tidak boleh menyebarkan berita bohong dan memfitnah. Kalau ajaran agama terus mengobarkan kebencian dan selalu menyerang keyakinan lain bagaimana setiap manusia menjalankan agama dengan murni, karena kebencian, dendam, iri dan ketakutan itu wujud betapa dangkalnya pengetahuan mereka tentang agama. Ajaran- ajaran agama pastinya bukan hanya dihapal dan dibaca tetapi dilaksanakan dengan memegang prinsip menghargai perbedaan dan keyakinan orang lain.

Indonesia  Bonus Keunggulan Sumber Daya Alam dan Kebudayaan

Menjadi manusia unggul butuh komitmen, tahan bila ditekan atau berjiwa pantang menyerah. Sebagai contoh, seorang penulis akan selalu terus menulis meskipun tantangan menghadang, Misalnya malas, bad mood, writer block, tidak mendapat tanggapan sepadan dengan perjuangannya. Menjadi penulis disamping memotivasi orang lain (pembacanya) juga memotivasi diri sendiri agar konsisten menyuarakan kebaikan dan kualitas hidup manusia. Untuk menjadi manusia unggul setiap pribadi harus merdeka berpikir, berani mencoba dan tidak takut gagal.

Keunggulan SDM ditentukan oleh seberapa tangguh manusia Indonesia menghadapi badai dalam hidupnya, tidak menyerah meskipun berkali- kali gagal, terus berusaha memperbaiki meskipun banyak orang yang jauh lebih unggul darinya. Kekuatan untuk berani mencoba dulu tentu akan membuat manusia belajar dari pengalaman. Setelah melakukan kesalahan manusia akan berusaha memperbaiki kesalahan dengan mengevaluasi dan melakukan terobosan lain agar tidak mengalami kegagalan lagi.

Manusia itu berakal, sanggup melakukan instrospeksi, sanggup memperbaiki kekurangan dengan menggunakan akal budinya, Semangat pantang menyerah itulah yang disebut manusia unggul.

Penulis di depan Logo 74 Tahun Indonesia Merdeka karya Penulis (foto oleh Grahito

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline