Lihat ke Halaman Asli

Ign Joko Dwiatmoko

TERVERIFIKASI

Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Sebuah Keasyikan Tersendiri Bisa Melukis dan Menulis

Diperbarui: 2 Juli 2019   06:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi Oleh Joko Dwi(kolaborasi drawing dan pewarnaan di HP)

Menulis lebih nyaman bila dilakukan dengan rutin setiap hari.Seorang yang terbiasa menulis akan merasa jika setiap hari tidak menulis. Akan terasa aneh jika sehari saja tidak memegang pena atau memencet tuts laptop untuk menuangkan ide. Jika sudah menjadi kebiasaan seorang penulis merasa ada yang kosong jika tidak menulis.

Hal yang sama juga dirasakan seorang pelukis. Baginya menuangkan karya dengan cat di atas kanvas adalah rutinitas. Ada hasrat kuat untuk selalu menuangkan kegelisahan dengan goresan catnya. Ada ungkapan yang ingin dituangkan dengan mengolah warna- warna menjadi sebuah karya seni rupa.

Hobi Menarik Melukis dan Menulis bagaimana Membagi Waktunya?

Yang ingin saya tulis dalam selarik tulisan ini adalah bagaimana jika seorang penulis juga seorang pelukis.Seorang yang pelukis yang kebetulan juga hobi menulis. Sama- sama ingin mengungkap hasrat dan mengeluarkan uneg uneg dengan cara berbeda.

Saya ingin bercerita tentang pengalaman saya membagi waktu antara hasrat melukis, membuat drawing pen dan menulis. Kebetulan saya mempunyai sedikit ketrampilan dalam hal menggambar atau melukis. Setidaknya pernah kuliah di jurusan seni rupa.

Ide- ide melukis dan membuat drawing itu spontan saja. Tentunya setelah melihat, membaca peristiwa- peristiwa aktual yang setiap hari bisa di baca di koran dan media oniine atau media sosial.

Otak secara spontan merespon peristiwa dan memerintahkan tangan untuk membuat coret- coretan bisa berupa ilustrasi, kartun karikatur ataupun lukisan ekspresif. Seni visual memberikan tanggapan berupa gambar- gambar fantasi ataupun realis untuk mewujudkan spontanitas pengungkapan jiwa dengan bahasa visual.

Di satu sisi menulis juga perlu kesigapan untuk menangkap ide lalu dituangkan menjadi rangkaian huruf, kata, kalimat. Butuh energy untuk memikirkan judul yang menarik menuangkan gagasan yang bukan hanya receh tetapi bisa mengispirasi pembaca. Ada totalitas dalam kedua kegiatan yang melibatkan perasaan dan juga jam terbang.

Ilustrasi yang bisa digunakan untuk melengkapi artikel (foto oleh Joko Dwiatmoko)

Melukis adalah sebuah kegiatan seni, disamping melibatkan bakat tentu saja juga rutinitas. Setiap hari seorang pelukis perlu menggerakkan tangan, membuat coret- coretan atau lebih tepatnya sketsa agar gambarnya tidak terlihat kaku. Keluwesan goresan dan spontanitas sangat diperlukan agar karya lukisnya bukan sekedar warna dan coretan kurang greget. Lukisan adalah manifestasi jiwa. Dalam istilah S Sudjojono adalah Jiwa Ketok. Lukisan adalah ungkapan keindahan lewat bahasa visual. Karya lukis bisa dinikmati lewat  mata istilah menterengnya visual.

Lain dengan tulisan yang hanya bisa dinikmati dengan membaca, mengkhususkan diri membaca larik demi larik kata. Tulisan menarik  akan menjadi magnet pembaca untuk mengikutinya. Ia semacam gadis seksi yang bisa dilihat dan dirasakan keindahannya dalam waktu lama. Mengalirnya kata- kata dan kenikmatan alur ceritanya menjadi sebuah daya tarik tulisan.

Jika  menjadi seorang pelukis sekaligus penulis bagaimana mengatur waktu yang tepat untuk membagi kegiatan yang sama- sama melibatkan perasaan tersebut. Kadang hasrat menulis berbarengan dengan munculnya ide melukis begitu juga sebaliknya. Sama- sama ingin segera diekspresikan sebab  jika sudah lewat momentumnya kadang sudah susah mengekspresikannya terbentur semangat yang terlanjur kendor dan butuh waktu untuk mengumpulkan energi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline