Lihat ke Halaman Asli

Ign Joko Dwiatmoko

TERVERIFIKASI

Yakini Saja Apa Kata Hatimu

30 Artikel Budaya versus 3 Artikel Politik

Diperbarui: 14 Mei 2019   15:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pixabay.com

Pembaca Kompasiana tercinta mungkin itu sebuah gambaran bagaimana susahnya mencari pembaca dengan tema sosbud atau humaniora. Perlu 30 artikel lebih untuk bisa menembus 3000 viewer. Sangat susah memanen pembaca yang menyukai artikel sastra, sosbud dan humaniora. Boleh jadi juga artikel --artikel lain.

Politik itu memang ibarat wanita cantik. Menawan untuk dilirik dan dipandang lama- lama. Dari aroma judulnya saja sudah mengundang rasa penasaran, apalagi mengintip isinya. Isu- isu sensitif tentang presiden, caleg, manuver politikus dan kasus- kasus korupsi yang bisa dibedah- bedah dan ditelisik hingga kulit- kulitnya.

Artikel Sepi Pembaca

Boleh jadi sebenarnya pada realitanya kehebohannya tidak seheboh narasinya. Pinter- pinter penulisnya saja hingga artikel politik menjadi magnet paling kuat diantara artikel lainnya. Begitu gampangnya artikel politik menyodok ke tangga populer bahkan dengan cepat viewernya merambat sampai ribuan dengan durasi relatif singkat.

Sekelas Yon Bayu, Adjinata, Arnold Adoe, Febrianov, Susy Haryawan, dan penulis penulis lainnya yang konsisten menulis politik 3000 viewer bukan perkara susah. Yon Bayu mungkin hanya cukup 3 artikel langsung bisa menembus 3000 viewer.

Apakah saya iri.(dalam batin ya sih) tetapi perjuangan untuk konsisten menulis bidang- bidang humaniora itulah yang membuat saya bertahan. Mungkin pembacanya cukup sepi, tidak seheboh politik tetapi banyak hal bisa dipetik pelajarannya. Bukan hanya sekedar kuantitas pembacanya, Saya sedang belajar konsisten berjalan dalam jalur yang sesuai dengan kemampuan saya. Kalaupun dalam sepak bola saya adalah klub devisi 3 saya akan mencoba naik kelas pelan- pelan.

Mengapa Sepi Pembaca?

Di Kompasiana saya akui komunikasilah yang membuat saya sering ditinggal teman- teman. Saya tidak rajin datang mengetuk rumah teman- teman sehingga ada rasa malas membaca apapun tulisan saya.

Introspeksi saya adalah menjadi baik itu harus didukung kerja keras. Dan di Kompasiana siapa yang rajin dan sering bersilaturahmi merekalah yang akan mampu meraub keuntungan demi keuntungan bergabung dengan Kompasiana.

Banyak penulis berbakat, banyak penulis dengan kemampuan di atas rata -- rata. Jika ingin berada di level tinggi maka harus selalu menerapkan strategi untuk terus konsisten menjaga kualitas artikel atau menjaga kemungkinan artikel tetap berada pada tingkat keterbacaan tinggi. Sebetulnya bukan hanya politik. Seorang Latifah Maurinta yang konsisten di jalur fiksi tetap bisa bertahan di level tinggi dan banyak artikelnya konsisten dibaca oleh banyak orang.

Terus Semangat dan Pantang Putus Asa Meski Sepi Pembaca

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline