Lihat ke Halaman Asli

Ign Joko Dwiatmoko

TERVERIFIKASI

Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Apakah Kamu Memimpikan Tipe Pemimpin Pemandu Sorak?

Diperbarui: 18 September 2018   15:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (Pixabay)

Saya membaca Opini Kompas ("Pemimpin Bukan Agen dan Pemandu Sorak "Herry Tjahyono ) hari Senin 17 September 2018 tentang tipe pemimpin yang seharusnya dipilih untuk memimpin negara dengan masalah yang kompleks serta rumit, politisi yang akan menjadi duta rakyat di parlemen.

Indonesia salah satu negara yang mempunyai masalah cukup pelik jika jika menyangkut pilihan rakyat tentang pemimpin yang ideal.

Ramai dibincangkan tentang pemimpin ideal, pemimpin yang dirindukan oleh segenap rakyat. Ternyata idealisme rakyat terbelah saat menentukan kesempurnaan pemimpinnya.

Tidak mudah menyatukan pendapat dari isi kepala  ratusan juta rakyat. Sudah bekerja maksimal dan mati-matian memajukan Indonesia masih saja banyak suara "miring" menyangkut, kinerja, penampilan fisik, kapasitas intelektual seorang calon pemimpin.

Yang sekarang ini banyak dibincangkan di media sosial adalah perdebatan mereka menyangkut idealnya pemimpin.

Penampilan garang, tegas, pidato berapi-api, wajah berwibawa menjadi  kerinduan sebagian orang yang kecewa dengan pemimpin yang katanya plonga-plongo, terlalu medok, atau disangsikan kemampuannya dalam berbahasa asing.

Media sosial menjadi pemicu bagi sebagian pengguna gadget yang hobinya berkomentar. Saya merasakan banyak komentar sadis yang menjurus ke fisik.

Entah karena susah mencari celah untuk mengritik atau sekedar beda, kecewa dan apapun usaha pemimpinnya tidak akan mendapat poin positif.

Tetapi yang berani ngomong nyeleneh, sarkas dan nylekit itu biasanya akun- akun tidak jelas yang sering menggunakan nama samaran, identitas tersamar yang bertujuan mempertajam debat seakan- akan di dunia maya telah terjadi perang komentar yang bisa saja berujung anarkhis bila dipikirkan terlalu dalam.

Jokowi dan Prabowo naik kuda. ©REUTERS/ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

Syukurnya pemimpin sekarang ini jarang menanggapi serangan-serangan hatters dan aktifis media sosial yang memang senang membully.

Politik sering memunculkan friksi, membelah kerukunan dan memprovokatori keonaran. Saya setuju jika harus diwaspadai tipe pemimpin yang hanya bertindak seperti pemandu sorak.

Dia hanya akan berlindung pada suara massa yang kecewa  lalu mengakomodasi kekecewaan itu untuk menjadi amunisi untuk menyerang lawan politiknya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline