Lihat ke Halaman Asli

Ign Joko Dwiatmoko

TERVERIFIKASI

Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Atur Rasa Cemasmu Menjadi Energi Positif

Diperbarui: 1 Agustus 2018   20:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (Pexels)

Jujur pembaca dalam beberapa bulan ini penulis teramat galau, cemas dan kadang bingung, Ada tekanan psikologis menyangkut   masalah yang terpendam dan belum mendapat penyelesaian yang memuaskan. Dan sampai saat ini masih tersisa tekanan psikologis yang membuat bayangan-bayangan kecemasan itu bisa tiba-tiba datang. Sebetulnya ironis bagi seorang penulis karena kecemasan, permasalahan yang membelit itu bisa jadi energi positif untuk melahirkan karya semacam puisi yang mendalam. Seperti halnya masalah yang dihadapi oleh Chairil Anwar dan beberapa penyair yang hidupnya penuh masalah.

Hidup dalam Masalah

Masalah itu selalu datang, kadang bertubi- tubi kadang sesekali. Sekali itu bisa sangat berat dan membuat pikiran kalut serta frustrasi. Tapi jika sudah lepas dari masalah dan dapat menghadapi serta menyelesaikannya rasanya beban itu serasa hilang  senyumpun mengambang. Satu kunci yang menjadi peringan beban dalam hidup adalah jangan menghindari dan jangan menumpk masalah. Semakin banyak masalah yang hadir hanya akan menjajah pikiran dan membuat hidup seperti diburu oleh persoalan yang tidak terpecahkan.

Masalah manusia itu kompleks, pelik dan misteri. Ketika manusia berencana dengan berbagai perhitungan detail untuk menggapai sesuatu ada masalah tiba-tiba yang menghancurkan harapan. Sepanjang hari manusia terus bertarung, baik dengan lingkungan sekitarnya masalah- masalah pekerjaan maupun yang berasal dari rumah tangga dan dirinya sendiri. Manusia mesti bertarung untuk menaklukkan masalah. Bisa melewati salah satu  masalah adalah sebuah prestasi, dan jika bisa melewatinya dengan sempurna adalah anugerah agung yang perlu disyukuri, tetapi jangan harap masalah tidak akan datang lagi.

Masalah dihadapi bukan dihindari

Sepanjang nafas manusia masih berhembus masalah akan selalu ada, kecemasan akan mengiringi dan ketakutan-ketakutan hadir sebagai sebuah pembelajaran untuk bisa survive menghadapi hidup yang penuh misteri. Pada sisi ini ada orang yang akhirnya frustrasi dan memutuskan mengakhiri hidupnya, ada yang terus bertahan meskipun hidup akhirnya harus dilalui di rumah sakit jiwa. 

Atau ada orang yang akhirnya menjadi seorang kriminal akibat tekanan- tekanan masalah yang tidak bisa diatasi hingga menyebabkan ada perubahan besar hidup yang membuat ia harus lari dari kenyataan dengan  membunuh, psikopat, dan  sengaja menhilangkan jati dirinya dengan menjadi orang lain. Ia sering menghindar dan bahkan menyangkal suara hati nuraninya. Ia lebih menyukai bisikan-bisikan iblis sehingga menjadi agen teroris, agen kriminal, Bandar narkoba bahkan menjadi pejabat korup.

Masalah akan semakin berat jika selalu dihindari. Setiap manusia pasti mengalami betapa berat masalah jika tidak segera diselesaikan. Semakin menumpuk, kecemasan meningkat, ketakutan mendera dan berbagai penyakit kronis akibat beban psikis datang menghampiri. 

Belajar dan  berkaca dari berbagai persoalan manusia, penulis ingin sharing kepada pembaca. Jangan menumpuk masalah dan menunda untuk menyelesaikannya. Anda hanya akan sengsara dan didera kecemasan. Hidup tidak tentram dan selalu dicekam ketakutan dan halusinasi (seperti kayalan-kayalan tidak pasti tentang hidup dan kecemasan-kecemasan yang tidak perlu).

Mengelola Cemas dengan Menulis

Rasa cemas itu bisa diminimalisir dengan menulis, beraktifitas yang bisa melupakan pikiran-pikiran negatif, serta yang terpenting adalah terbuka. Jika harus sharing masalah tentu harus disambut. Bisa dengan datang ke psikolog, jika telah mengganggu simpul syaraf dan kejiwaan perlu datang ke psikiater.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline