Lihat ke Halaman Asli

Dwi Astuti

Guru, Dosen, dan Penulis

Kartini Milenial, Peran Strategis Perempuan di Tengah Isu Women20 (W20)

Diperbarui: 21 April 2022   11:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penyelenggaraan Side Event ke-2 Women Enterpreneurs as Key to Ecomic Inclusion Women 20 (W20) Indonesia 2022 digelar di Golden Tulip Holland Resort Batu pada Selasa (8/3/2022).| KOMPAS.com/Nugraha Perdana

Kelompok Women 20 (W20) Indonesia pada pertemuan pertamanya ini membahas empat isu penting terkait perempuan yaitu diskriminasi dan kesetaraan, inklusi ekonomi, perempuan marjinal, dan kesehatan. 

Jika kita berkaca kembali pada masa perjuangan Kartini, kita bisa melihat bahwa isu prioritas perempuan kini sudah berkembang. Tidak lagi membahas tentang perjodohan seperti dalam novel Siti Nurbaya, melainkan jauh lebih luas. 

Hari Kartini selalu menjadi momen bagi perempuan Indonesia untuk membangkitkan kembali semangat emansipasi wanita seperti yang juga digaungkan oleh Women 20 dalam mengangkat empat isu prioritas terkait perempuan.

Diskriminasi dan kesetaraan tidak hanya mencakup peran perempuan yang dahulu dikenal sebagai pawang rumah tangga alias hanya mengurus 'dapur'. Kini perempuan dapat berdiri sendiri dengan menempati posisi-posisi strategis, seperti dalam pekerjaan maupun di bidang tertentu. Namun, meski begitu persentase jumlah perempuan yang dapat berkembang hingga puncak karire maupun ahli di bidang tertentu masih jauh, terutama perempuan di pedesaan. 

Nyatanya, masih banyak perempuan dan anak perempuan di pedesaan yang tidak memiliki akses baik keuangan maupun pendidikan yang layak. Sehingga mereka tidak memiliki kesempatan dalam berpartisipasi memajukan perekonomian. 

Kesetaraan yang dimaksud tentu bukan hanya menyasar satu komunitas perempuan di kota, melainkan juga merata hingga pedesaan. Hal ini ada kaitannya dengan ketersebaran produktivitas perempuan baik di kota maupun di desa. 

Artinya, perempuan di pedesaan juga memiliki hak sama untuk berkembang. Diskriminasi dan kesetaraan ini juga tidak terpaku pada bidang karier dan pendidikan, melainkan dalam segala aspek kehidupan, seperti ketika pandemi dan ketika terjadi bencana alam. 

Peran perempuan dalam menghilangkan diskriminasi dan kesetaraan ini bertujuan agar perempuan mendapat hak yang sama seperti kaum laki-laki. Sebagaimana kita ketahui masih banyak paradigma yang menyudutkan perempuan. 

Perempuan masih dipandang sebelah mata bahkan terabaikan haknya misalnya, seperti mendapatkan gaji yang layak, cuti, jaminan kesehatan, dan sebagainya. 

Pada usaha ekonomi, perempuan menempati peran strategis, terutama di tengah pandemi Covid 19. Perempuan tangguh Indonesia melibatkan diri dalam usaha mikro. Padahal usaha mikro ini merupakan salah satu usaha yang menyumbang sebagian besar lapangan pekerjaan. Kepiawaian perempuan menciptakan peluang bisnis, mulai dari offline hingga online, menciptakan peluang tersendiri dalam kegiatan ekonomi mikro. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline