Lihat ke Halaman Asli

Dwi Astuti

Guru, Dosen, dan Penulis

Sudah Benarkah Niat Kita Berpuasa? 4 Kesalahan Berniat Puasa di Bulan Ramadhan

Diperbarui: 6 April 2022   16:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Setiap ibadah dalam Islam selalu diawali dengan niat. Tak heran jika ada hadis mengatakan bahwa "sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya". Niat ini penting dan berada dalam hati. Ibadah yang tidak diawali dengan niat, maka ibadahnya menjadi sia-sia.

Pentingnya niat ini dapat diibaratkan sebagai pondasi sebuah bangunan. Jika pondasinya bagus, maka bangunan akan kokoh. Namun, jika pondasinya buruk, maka bangunan akan ringkih. Oleh karena itu, niat menjadi hal pertama yang harus diperhatikan.

Tidak hanya dalam urusan ibadah, niat juga penting dalam kehidupan sehari-hari. Hal-hal kecil bisa saja bernilai ibadah dan membuahkan pahala apabila diniatkan karena Allah. Contohnya ketika makan dan minum. Apabila diniatkan karena Allah dan dilakukan sesuai adab yang benar, maka akan ada nilai pahalanya.

Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah. Pertama, karena pada bulan Ramadhan pahala puasa nilainya tak terbatas. Kedua, karena pahala di bulan Ramadhan akan dilipatgandakan menjadi sepuluh atau tujuh ratus kebaikan. Ketiga, mendatangkan rezeki berlimpah bagi umat. Dengan begitu, tentu kita tidak ingin menyiakan bulan ini dengan kesalahan niat. Karena akan berdampak pada berkurangnya pahala kita.

Ada beberapa kesalahan berniat puasa yang sering dilakukan oleh masyarakat Indonesia, yaitu:

1. Berniat satu kali ketika di awal bulan

Ada beberapa pendapat terkait niat berpuasa ramadhan, apakah dibaca sekali ketika awal Ramadhan untuk satu bulan penuh, atau dibaca setiap malam hari. Pendapat pertama bahwa niat puasa cukup dibaca ketika malam pertama bulan Ramadhan adalah pendapat Imam Maliki dan pengikutnya. Hal ini dikarena ibadah puasa Ramadhan merupakan ibadah satu kesatuan. Ibadah puasa wajib dilakukan secara terus menerus, sehingga hukumnya sama dengan satu ibadah.

Sementara itu, memperbaharui niat setiap malam di bulan Ramadhan merupakan pendapat Imam Hanafi, Syafi'i, dan Hambali. Mereka berpendapat bahwa hari-hari di bulan Ramadhan merupakan hari yang independen, tidak saling berkaitan satu hari dengan hari lainnya. Jika seseorang batal pada satu hari, maka batalnya itu tidak akan berpengaruh pada batalnya hari lain. Sehingga seseorang perlu memperbaharui niatnya setiap malam.

Sebagai bentuk kehati-hatian apabila niat kita rusak, maka lebih baik memperbaharui niat puasa setiap malam. Karena apabila niat kita rusak, maka ibadah kita juga rusak.

2. Tidak berniat di malam hari

Seperti pendapat di poin pertama bahwa memperbaharui niat adalah hal penting. Maka niat di malam hari selama bulan Ramadhan adalah wajib. Menurut Imam Ghazali, membaca niat pada malam hari pada tiap malam sebelum melakukan puasa Ramadhan hukumnya adalah wajib. Maka apabila ia tidak berniat pada malam harinya, puasanya tidak sah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline