Arica membuka notifikasi yang berbunyi di HPnya. Terlihat ada chat masuk di WAG Dharmawanita BKSDA NTB. Ternyata undangan untuk arisan periode terakhir di kantor suaminya yang dikirim. Siang itu saat dia akan berangkat tiba-tiba hujan deras mengguyur bumi. Dengan terpaksa dia menunggu sejenak agar perjalanannya aman dan nyaman.
Sesampainya Arica di tempat arisan ternyata acara baru akan dimulai karena ibu kepala balai juga baru datang. Pertemuan perdana dengan beliau memberikan kesan yang baik. Beliau cantik, ramah, dan mudah mengakrabkan diri. Acarapun dimulai dan berjalan dengan lancar sampai akhir.
Perjalanan Arica saat pulang dari tempat arisan kembali diuji. Hujan deras tanpa permisi mengguyurnya bersama suami yang saat itu menjemputnya. Berteduh dipinggir jalanpun terpaksa dilakukan. Beruntung mereka menemukan tempat berteduh yang nyaman. Tapi hujan ini membawa berkah yang indah. Arica dan suami merasa seperti sepasang muda mudi yang kasmaran .Di tempat berteduh itu ada beberapa pasangan juga yang membersamai.
Arica dan suami berbincang dan bercanda mesra. Maklum mereka jarang bisa keluar bebas berdua setelah memiliki buah hati. Kebebasan itu serasa terpasung karena tanggung jawab mereka yang harus menjaga dan mengurusi sang buah hati.
Suasana lengang di jalan raya karena hujan terlihat nyata. Hanya beberapa kendaraan roda dua yang melintas. Suasana syahdupun semakin terasa.
Syahdu yang membawa angan Arica ingin mengungkapkannya dalam bait-bait puisi indah.