Saya tertarik dengan buku yang ditulis oleh Virly K.A. ini dari salah satu akun twitter. Potongan tulisan yang dibagikan menceritakan tentang pre-marriage yang menurut saya pembahasan tersebut cukup menarik. Alhasil saya langsung memesan buku ini di salah satu marketplace online.
Buku ini diterbitkan oleh Buku Mojok Group dan saya menerima cetakan yang kelima, terbit pertama kali pada bulan Januari 2021. Jumlah halaman buku ini sebanyak 138. Cukup tipis dan langsung habis dibaca dalam waktu kurang dari satu hari. Bagian kover ada tulisan yang menarik.
"Semua daftar kerugian bercerai itu kalah oleh satu hal: mendapatkan lagi hidup saya."
Pembahasan awal menceritakan tentang hidup Virly sebagai seorang divorcee. Virly sering dianggap bawa seorang divorcee (re: janda) itu 'gampangan' dan 'kesepian' karena sudah pernah berhubungan seks. Stigma ini yang masih sering muncul dalam pikiran masyarakat kita saat mendengar kata janda sehingga membuat rasa percaya diri semakin rendah. Banyak dari mereka yang menutupi status divorcee ini karena untuk menghindari stigma buruk.
Perceraian bagi Virly tidaklah mudah apalagi jika sudah punya anak. Virly juga menyampaikan di dalam bukunya apa yang akan terjadi setelah bercerai, seperti divorcee tidak sama dengan kembali single, harus siap mempunyai peran ganda sebagai ayah dan ibu untuk anak, harus berani sendirian, soal finansial juga perlu diperhitungkan, dan komunikasi dengan mantan suami/istri yang mana sudah tidak sama seperti saat menikah dulu. Virly sangat berpikir matang saat memutuskan untuk bercerai daripada harus bertahan pada suatu hubungan yang dapat membuat mentalnya tidak stabil.
Bagian yang saya sukai dari buku ini tentunya tentang pre-marriage. Bagi saya yang belum menikah, pembahasan ini sangat penting. Virly menjelaskan bahwa sebelum memutuskan menikah ada baiknya membicarakan pre-marriage bersama pasangan. Pre-marriage ini membahas tentang banyak hal yang kira-kira dapat memengaruhi hidup sekarang dan dikemudian hari dengan pasangan.
Menurut Virly hal yang dapat dibicarakan pre-marriage ini adalah soal hidup dan prinsip, visi dan impian, soal anak, money talks, perceraian, dan sex stuff. Poinnya adalah orang yang kamu nikahi adalah orang yang dapat membuat kamu nyaman bicara apapun dengan dia. Bagi Virly tidak ada salahnya menikah muda karena jika memang sudah siap, silakan menikah. Namun memang harus banyak persiapan dengan pasangan saat ingin menikah. Seperti yang sudah dibahas sebelumnya.
Pengalaman perceraian Virly ini adalah sebuah perjalanan baginya. Saya salut dengannya. Mengambil peran ganda sebagai ibu sekaligus ayah untuk anak-anaknya. Menjadi wanita yang kuat dan mandiri.
"It takes two to tango. Mewujudkan pernikahan yang sehat membutuhkan usaha dari dua orang."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H