Lihat ke Halaman Asli

Dwian Sastika

Manusia Sebatang Kara

Desah Angin di Padang Ilalang

Diperbarui: 19 Juli 2024   20:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto oleh FOX: https://www.pexels.com

Di hamparan padang ilalang yang luas,  
Angin berdesir, berbisik lirih,  
Menggoyangkan daun-daun tipis bagai jemari lentik,  
Menari dalam simfoni sunyi,  
Menggali rahasia tersembunyi dalam setiap helai hijau.

Mereka adalah para penari tak terlihat,  
Menyusuri celah ilalang yang rimbun,  
Menghembuskan cerita lama,  
Tentang rindu yang tertinggal di pucuk-pucuk rumput,  
Dan kenangan yang tersembunyi di balik bayang-bayang.

Saat matahari condong ke barat,  
Bayang-bayang ilalang memanjang,  
Mencipta lukisan alam yang penuh misteri,  
Mengungkap rahasia tentang masa lalu,  
Yang tertulis di helai-helai hijau lembut.

Malam pun tiba dengan selimut hitam pekat,  
Angin masih setia berdesah,  
Mengalirkan harmoni malam,  
Membawa kedamaian yang tak terhingga,  
Menyampaikan salam pada bintang yang berjaga.

Dalam desah angin di padang ilalang,  
Tersimpan kisah-kisah abadi,  
Tentang kehidupan yang terus berputar,  
Dan harapan yang tak pernah pudar,  
Menjadi saksi bisu dalam perjalanan waktu.

Namun, di balik ketenangan ini,  
Tersembunyi tangisan sunyi,  
Jeritan hati yang terhempas badai,  
Mencari arti dalam perjalanan,  
Di padang ilalang yang tak pernah berakhir.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline