Dalam koridor waktu yang berpendar,
Hati bergelombang seperti gelombang sinusoida,
Terhempas dalam pusaran rasa yang membara,
Dinginnya perpisahan ibarat energi entalpi yang hilang,
Namun kini, kau berdiri di ambang senyawa baru.
Kau yang dahulu patah, kini bereaksi,
Memasuki fase transisi dalam persamaan kehidupan,
Melalui lintasan ikatan hidrogen yang kuat,
Menyatukan diri dalam pelukan endapan kebahagiaan,
Kembali menjadi stabil dalam resonansi jiwa yang tenang.
Partikel harapan mengionisasi udara sekitar,
Menggugah elektron dalam atom-atom semangat,
Melangkah maju dalam orbit kepercayaan diri,
Meninggalkan massa jenis kesedihan,
Bersama frekuensi tinggi semangat yang baru.
Dalam percobaan eksistensi, kau berevolusi,
Mengubah ketidakpastian menjadi peluang positif,
Seperti katalis yang mengakselerasi perubahan,
Meleburkan batasan antara hati dan jiwa,
Mencipta ikatan kovalen baru dalam simfoni kesembuhan.
Kini, tubuhmu mengkristal dalam keutuhan,
Sifat-sifat fisika mu kembali normal,
Memantulkan cahaya dalam spektrum keceriaan,
Senyummu adalah radiasi termal kebahagiaan,
Memancar dalam kuantum ketulusan dan harapan.
Sang jiwa yang telah sembuh,
Menyusuri kembali garis kehidupan dengan senyum,
Menyublim dari duka dalam transformasi penuh makna,
Menyatu dalam harmoni semesta yang kembali seimbang,
Kini, kau adalah energi potensial dari cinta yang abadi.