Lihat ke Halaman Asli

Dwian Sastika

Manusia Sebatang Kara

Tarian Angin dalam Kabut Kesunyian

Diperbarui: 1 Juli 2024   21:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto oleh Pedro Figueras


Di puncak sunyi malam, engkau melangkah pelan,
Kabut lembut menyelimuti jejakmu yang pudar,
Angin berbisik mesra, membelai rambutmu yang layu,
Seperti kekasih lama yang rindu tak terbalas.

Engkau adalah penari dalam gulungan waktu fana,
Meliuk dalam nada bisu, tak terucap,
Langkahmu seirama dengan nyanyian pilu,
Yang dibawakan oleh angin, penuh rasa lelap.

Di balik tirai kabut, kau temukan bayangan samar,
Bayangan yang dulu pernah menatapmu dalam,
Mata itu kini hampa, kehilangan kehangatan,
Dingin dan rapuh, seperti bintang jatuh di lembah kelam.

Engkau dan bayangan, dua jiwa yang terikat erat,
Dalam tarian abadi di alam yang tak nyata,
Setiap gerakan, mengukir luka yang terikat,
Mengisahkan cerita pilu, tentang cinta yang fana.

Angin berhembus semakin kencang, merobek kabut malam,
Menguak rahasia malam yang tak terucap,
Kau tetap menari, meski jiwa terasa remuk,
Mengisi kekosongan dengan harapan yang samar dan rapuh.

Di akhir tarian, engkau terhenti, lelah tanpa daya,
Angin dan kabut bersatu dalam kesunyian abadi,
Meninggalkanmu dalam pelukan malam yang resah,
Menutup cerita dengan denting sedih, penuh kerinduan yang tak tersampaikan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline