Lihat ke Halaman Asli

Dwian Sastika

Manusia Sebatang Kara

Angin yang Membawa Pergi

Diperbarui: 28 Juni 2024   20:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto oleh Pixabay

Ketika fajar menyentuh lembut di ujung cakrawala,  
Kau adalah angin yang berbisik mesra di antara dedaunan,  
Membawa harapan dan cerita yang tak terucapkan,  
Mengusik hening dengan nada rindu yang tertahan.

Di bawah langit biru yang mulai mendung,  
Kau bagai ombak yang berkejaran di pantai hati,  
Menghantam karang dalam canda dan tawa,  
Namun, perlahan surut meninggalkan jejak samar.

Kita adalah sepasang bintang yang bercahaya,  
Menari di samudra malam tanpa tepi,  
Namun, kau memilih untuk berkelana,  
Mencari langit baru di mana mimpi-mimpi menari.

Kini, hanya bayangmu yang menari di pelupuk mata,  
Seperti hujan yang meninggalkan aroma tanah basah,  
Mengisi setiap sudut kenangan dengan rindu,  
Yang tak pernah benar-benar pudar dalam waktu.

Engkau adalah angin yang tak bisa ku genggam,  
Membawa kisah ke sudut-sudut dunia yang tak ku kenal,  
Sementara diriku menjadi daun yang merindu,  
Menunggu, di tempat kita pernah menjadi satu.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline