Lihat ke Halaman Asli

Dwian Sastika

Manusia Sebatang Kara

Teriakan Jiwa yang Tak Terbungkam

Diperbarui: 19 Juni 2024   22:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto oleh Renan Lima: https://www.pexels.com/id-id/foto/foto-pria-berdiri-di-bukit-3364025/ 

Di dalam tabung reaksi kehidupan,
Engkau adalah katalis, sang pembangkit semangat.
Larutan asam dan basa, bersatu dalam takdir,
Mengalir di pipet-pipet harapanmu yang menjulang.

Kau, atom-atom yang terpencar,
Menggumpal dalam ikatan kovalen mimpi.
Takdir yang menggema dalam getaran molekul,
Meluruhkan kesedihan menjadi energi eksotermik cinta.

Ketika derita datang dalam bentuk radikal bebas,
Engkau menjelma antioksidan, pelindung jiwa.
Dalam setiap percobaan yang gagal,
Kau temukan jalan baru, reaksi yang lebih kuat.

Dalam kolom kromatografi mimpi-mimpi,
Engkau elusi, yang terpisah dan berdiri sendiri.
Kau sinar ultraungu yang menembus kelam,
Mengurai gelap menjadi spektrum pelangi kehidupan.

Dalam percobaan lab kehidupan,
Kau dan aku, larutan buffer yang menstabilkan segalanya.
Kita adalah kompleks koordinasi,
Mengatasi entalpi dan entropi dengan cinta yang abadi.

Bangkitlah, seperti senyawa dalam larutan jenuh,
Bersemilah, seperti kristal dalam supercooled solution.
Engkau adalah teriakan hati yang tak terbungkam,
Menyala dalam reaksi pembakaran semangat.

Mari kita hantarkan arus dalam elektroda keberanian,
Mengurai ketidakpastian dengan hukum termodinamika harapan.
Engkau, sang alkemi masa depan,
Mengubah keterpurukan menjadi emas kebahagiaan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline