Lihat ke Halaman Asli

Dwian Sastika

Manusia Sebatang Kara

Bahaya dan Pemanfaatan Minyak Jelantah yang Tepat

Diperbarui: 7 Maret 2023   22:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar oleh ivabalk dari Pixabay 

Tahukah kamu bahaya penggunaan minyak goreng berulang kali bagi kesehatan? Yuk kita bahas tentang bahaya dan pemanfaatan yang benar mengenai minyak tersebut.

Minyak jelantah adalah minyak bekas yang dihasilkan dari proses menggoreng makanan  seperti menggoreng ketang, ikan,  dan lain sebagainya. Minyak ini menjadi jelantah karena telah mengalami proses penggunaan berulang kali, sehingga kualitas dan sifatnya berubah. Karena minyak ini terus-menerus dipanaskan dan terpapar udara, maka senyawa-senyawa yang ada di dalamnya akan mengalami reaksi kimia, seperti oksidasi dan hidrogenasi, sehingga menghasilkan senyawa-senyawa berbahaya seperti radikal bebas dan asam lemak trans.

Senyawa-senyawa berbahaya seperti radikal bebas dan asam lemak trans yang terkandung dalam minyak jelantah dapat menyebabkan berbagai macam gangguan kesehatan jika dikonsumsi secara terus-menerus dan dalam jumlah yang besar. 

Senyawa Asam lemak Trans, misalnya, diketahui dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat) dan menurunkan kadar kolesterol HDL (kolesterol baik) dalam darah, yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Selain itu, asam lemak trans juga dikaitkan dengan peningkatan risiko diabetes, stroke, dan penyakit lainnya.

Sementara itu, senyawa radikal bebas yang terkandung dalam minyak jelantah dapat merusak sel-sel tubuh dan memicu timbulnya berbagai macam penyakit, seperti penyakit kanker, penyakit jantung, dan lainnya. 

Radikal bebas dapat terbentuk saat minyak jelantah terpapar panas dan oksigen, sehingga semakin sering minyak jelantah digunakan, semakin besar kemungkinan senyawa-senyawa berbahaya ini terbentuk. 

Oleh karena itu, sebaiknya tidak mengonsumsi makanan yang digoreng dengan minyak jelantah. Selain itu, minyak jelantah juga tidak boleh dibuang ke saluran pembuangan karena dapat menyebabkan kerusakan lingkungan dan saluran pembuangan yang tersumbat.

Namun, ada beberapa cara untuk memanfaatkan minyak jelantah yang sudah tidak terpakai. Salah satunya adalah dengan mendaur ulang minyak jelantah menjadi biodiesel, yakni bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan. Lebih lanjut Biodiesel adalah bahan bakar alternatif yang terbuat dari bahan-bahan nabati atau hewan, seperti minyak jelantah, yang telah diolah melalui proses transesterifikasi.

Proses transesterifikasi adalah reaksi kimia antara minyak nabati atau hewan dengan alkohol (biasanya metanol atau etanol) dan katalis untuk menghasilkan biodiesel dan gliserol sebagai produk sampingan. 

Reaksi transesterifikasi terjadi ketika gugus alkohol dari molekul alkohol menggantikan gugus asil dari molekul minyak. Proses ini diawali dengan mencampurkan minyak dengan alkohol dalam keberadaan katalis (biasanya katalis basa seperti natrium hidroksida atau katalis asam seperti asam sulfat). 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline