Lihat ke Halaman Asli

Dwi Ajeng Maulidya Makalao dan Tim Peneliti Raih Penghargaan sebagai "The Best International Precenter Competition"

Diperbarui: 28 Desember 2024   13:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Awarde

Dokumentasi

Sebuah kebanggaan besar dapat saya rasakan bersama tim dalam ajang International Conference bertema "The Struggle for an Alternative Future: Navigating Global Challenges and Reimaging Societies". Konferensi ini diselenggarakan oleh Universitas Nurul Jadid (UNUJA), yang terletak di wilayah Kecamatan Paiton, Probolinggo, Jawa Timur pada Sabtu, 14 Desember 2024. Dalam kesempatan ini, saya mendapat penghargaan sebagai The Best International Presenter Competition, yang diberikan langsung oleh Ketua Perma Pendis Indonesia.

Saya mempresentasikan artikel ilmiah berjudul "Eksistensi Pondok Pesantren dalam Meningkatkan Potensi dan Daya Saing Santri Menuju Indonesia Emas 2045 (Penelitian di Pondok Pesantren Mazro'atul Ulum Citiis)". Artikel ini mengangkat peran strategis pondok pesantren dalam mempersiapkan santri agar mampu bersaing di tingkat global, sekaligus berkontribusi pada visi besar Indonesia Emas 2045.

Intisari Penelitian

Penelitian ini saya lakukan di Pondok Pesantren Mazro'atul Ulum Citiis dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan studi kasus. Ada beberapa temuan utama yang saya dapatkan dalam penelitian ini:

  1. Kurikulum Inklusif dan Adaptif
    Pesantren menerapkan kurikulum yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan baik santri maupun non-santri. Lingkungan sosial yang beragam di pesantren menjadi landasan metode pengajaran yang relevan dan inklusif.

  2. Penggunaan Teknologi Modern
    Integrasi teknologi modern dalam proses pembelajaran memberikan peluang bagi santri untuk mengembangkan keterampilan digital yang relevan di era global, tanpa melupakan nilai-nilai tradisional yang menjadi dasar pendidikan.

  3. Keterlibatan dalam Kegiatan Sosial
    Santri aktif berpartisipasi dalam berbagai kegiatan sosial. Hal ini mempererat hubungan antara pesantren dan masyarakat sekitar, menciptakan harmoni sosial yang konstruktif.

  4. Pembentukan Identitas Sosial
    Interaksi yang terjalin antara santri dan non-santri mendukung pembentukan identitas sosial yang inklusif dan kompetitif. Dengan demikian, tercipta rasa saling menghargai perbedaan.

  5. Rekomendasi untuk Pengembangan
    Saya merekomendasikan pendekatan inklusif dan kurikulum adaptif ini untuk diterapkan di pesantren lainnya. Selain itu, optimalisasi penggunaan teknologi menjadi langkah penting untuk mempersiapkan santri menghadapi tantangan global.

Dampak Penelitian

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline