Perayaan 1 Muharram menjadi momen yang paling ditunggu oleh masyarakat Indonesia. Sebab banyak tradisi pada 1 Muharram yang sering dilakukan masyarakat di berbagai daerah. Akan tetapi jangan salah kaprah dulu ya, dalam agama Islam memang tidak ada perayaan khusus untuk menyambut 1 Muharram. Perayaan tahun baru hijriah di Indonesia muncul karena pengaruh dari keragaman tradisi masyarakat di Indonesia.
Masyarakat dari berbagai daerah sangat antusias menyambut pergantian tahun Islam ini. Salahsatunya dirasakan oleh masyarakat Pangaritan Kota Bandung yang turut bersuka ria merayakan 1 Muharram 1443 H kali ini.
Serangkaian tradisi yang biasa dilakukan oleh masyarakat pangaritan ialah Ngaliwet Sepanjang Jalan Pangaritan, Lomba Qasidah, Dzikir bersama , Tabligh Akbar, Karnaval dan Pawai Obor. Kegiatan ini dilaksanakan sebagai ajang silaturahmi warga pangaritan serta mengajak masyarakat dari berbagai latar belakang untuk bersatu dalam rangka merayakan momentum tersebut.
Peringatan 1 Muharram di Pangaritan ini diawali dengan kegiatan Karnaval yang dimulai pada pagi hari, setiap tahunnya karnaval ini sering diiringi oleh Drum Band dari salahsatu sekolah. Rute yang dilewati yaitu melalui pangaritan-panghegar- gempol - sukamaju.
Selepas karnaval, dilanjutkan agenda ngaliwet bareng sepanjang jalan pangaritan. Momen ini yang paling ditunggu karena salahsatu ciri khas turun temurunnya orang sunda. Di agenda ngaliwet inilah para warga makan bersama di jalan secara lesehan dengan menu nasi liwet pada umumnya. Para warga menyajikan lauk khas sunda seperti asin, ayam, sambel dan tak lupa dengan lalapannya.
Sore harinya dilanjutkan dengan kegiatan Lomba Qasidah yang digelar di Halaman Masjid Al Hikmah. Perlombaan ini diikuti oleh banyak grup qasidah yang berada di wilayah Pangaritan. Melalui kegiatan ini diharapkan menjadi syiar agama islam melalui seni yang sarat makna.
Pada malam harinya diisi dengan agenda pawai obor. Konon pawai obor ini merupakan tradisi yang sudah ada sejak dahulu yang sampai sekarang masih terus dilakukan secara turun temurun. Kegiatan ini dapat diikuti oleh anak-anak, remaja hingga orangtua. Rombongan pawai biasanya diiringi dengan alat musik bedug atau rebana sambal mengumandangkan shalawat sebagai ungkapan rasa syukur masih bisa merayakan momen pergantian tahun baru Islam. Begitu api menyala semua, suasana hangat, suasana haru dan rasa syukur pun begitu sangat terasa.
Kegiatan pawai obor ini memiliki makna yang dalam, bukan hanya sekedar berkeliling sambil membawa obor saja. Perlu diketahui bahwa kegiatan tersebut mengandung semangat gotong royong. Kita bisa lihat dan amati dari proses membuat bambu, mempersiapkan alat bahan serta saling membantu ketika pawai obor berlangsung. Luar biasa sekali antusias masyarakat Pangaritan dalam mengikuti momen yang berlangsung satu tahun sekali ini. Semangat pergantian tahun ini mencerminkan rasa syukur yang tiada henti atas kesempatan hidup yang masih diberikan. Sembari berharap dapat menjadi pribadi yang lebih baik di tahun yang akan datang.