Lihat ke Halaman Asli

Sebisa Mungkin, Bebaskanlah Diri dari Hutang

Diperbarui: 26 Juni 2015   08:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hutang adalah beban dan hanya memberikan kesenangan sementara karena selebihnya adalah penderitaan. Anda bisa setuju atau tidak, tapi itulah kenyataan yang saya dan tidak sedikit orang lain alami.

Mengapa harus menjauhi hutang? Sebagai seorang muslim, itu sesuai dalam sebuah do’a yang dibaca di akhir shalat (sebelum salam), Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam meminta perlindungan dari dua hal ini, yaitu berbuat dosa dan banyak utang.

‘Aisyah radhiallahu ‘anha mengatakan, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berdoa di akhir shalat (sebelum salam):

Allahumma Inni A’udzu Bika Min Fitnatil Masihid Dajjal, Wa A’udzu Bika Min Fitnatil Mahya Wal Mamaat, Allahumma Inni A’udzu Bika Minal Ma’tsami Wal Magrom

"Ya Allah, aku berlindung pada-Mu dari adzab kubur, aku berlindung kepada-Mu dari bahaya dajjal, aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan hidup dan mati. Ya Allah, aku berlindung pada-Mu dari berbuat dosa dan banyak hutang.”

Ibnul Qoyyim dalam Al Fawa’id (hal. 57, Darul Aqidah) mengatakan, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam meminta perlindungan kepada Allah dari berbuat dosa dan banyak hutang karena banyak dosa akan mendatangkan kerugian di akhirat, sedangkan banyak utang akan mendatangkan kerugian di dunia.”

Itulah yang diajarkan oleh suri tauladan kita. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam senantiasa berdoa meminta perlindungan dari kedua hal ini dengan tujuan agar tidak rugi dunia akhirat.

Terlebih lagi, pinjaman dengan memakai bunga (riba). Meski telah diharamkan dalam islam, pinjaman bunga berbunga ini tetap saja dipraktikkan dimana-mana, baik itu di bank-bank, koperasi, sampai per orangan hingga tanpa sadar kita pun terseret dalam gaya hidup tersebut. Saat ini pun saya sebenarnya telah menjadi korban dari praktik riba tersebut dan saya bertekad untuk sebisa mungkin mempercepat pembayaran hutang. Karena apa? Semakin lama jangka waktu pembayaran maka semakin besar bunga yang kita bayarkan, bank semakin untung, tapi kita makin buntung dan penderitaan pun semakin lama. Dan saya beserta istri pun berjanji untuk sebisa mungkin tidak berhutang di masa depan, insya Allah.

Berikut ini saya tampilkan cara-cara membebaskan diri dari jeratan hutang yang saya cari dengan bantuan om google.

1. Stop Hutang dan Buang-Buang Uang
Setelah hutang menggunung dan kita sadar bahwa harus membayar maka yang pertama dilakukan adalah memblokir kartu kredit di bank dan memusnahkan semua kartu kredit dan kartu atau sarana meminjam uang/kredit lainnya. Musnahkan dengan cara menggunting, membakar, atau melumatkan kartu tersebut hingga hancur lebur.
Perlu juga mengubah pola gaya hidup dari yang konsumtif menjadi irit dan pelit karena keadaan. Segera berkaca dan pelajari cara orang yang berpenghasilan bertahan hidup (perlu juga liat acara “Jika Aku Menjadi” di TV ^_^). Segera tiru dan jelaskan serta ajarkan perubahan gaya hidup kepada anggota keluarga yang lain demi penyelamatan ekonomi keluarga yang sedang terpuruk hancur berkeping-keping.

2. Buat Daftar Hutang
Mulai menulis rincian hutang. Catat hutang yang berasal dari perorangan. jika menggunakan kartu kredit , susun mulai dari suku bunga tertinggi hingga terendah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline